REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Legalisasi ganja dan alkohol semakin meningkat di berbagai negara. Semakin banyak studi mengeksplorasi potensi bahaya dari keduanya. Sebuah studi baru menunjukkan ketika menyangkut kesehatan otak, alkohol terbukti lebih merusak.
Para ilmuwan di Universitas Colorado meninjau data pencitraan yang ada untuk melihat efek alkohol dan ganja atau kanabis pada otak. Temuan mereka menghubungkan konsumsi alkohol dengan perubahan jangka panjang signifikan pada struktur otak.
Pemimpin studi, Rachel Thayer dari Departemen Psikologi dan Ilmu Saraf bersama rekannya melaporkan hasilnya dalam Journal of Addiction.
"Diperkirakan sekitar 22,2 juta orang Amerika Serikat menggunakan ganja dan itu menjadi 'obat terlarang' paling sering digunakan," kata Thayer, dilansir dari Medical News Today, Rabu (11/7).
Di AS, ganja semakin legal untuk pengobatan dan rekreasi. Sebagai hasil dari perubahan undang-undang, peneliti mencoba mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana ganja dapat bermanfaat bagi kesehatan, serta apa saja kerusakan yang dapat ditimbulkan.
Tahun lalu misalnya, ganja disebut bisa mengobati migrain. Namun, ganja juga dikaitkan dengan risiko psikosis pada remaja. Penelitian lain mengklaim ganja lebih buruk dari rokok untuk kesehatan jantung.
Untuk penelitian terbaru ini, Thayer dan rekannya memelajari lebih lanjut tentang ganja dalam memengaruhi otak. Rekan penulis, Kent Hutchison dari Departemen Psikologi dan Neurosains mencatat penggunaan ganja terkait dengan penurunan volume hippocampus di otak kecil.
"Penggunaan ganja pada remaja dapat menyebabkan gejala bipolar," katanya.
Data pencitraan otak menunjukkan ganja memengaruhi materi putih dan materi abu-abu pada otak, kemudian membandingkannya dengan alkohol. Materi abu-abu adalah jaringan di permukaan otak yang terdiri dari badan sel saraf, sementara materi putih adalah jaringan otak lebih dalam yang mengandung serabut saraf mielin, yaitu cabang menonjol dari sel-sel saraf yang mengirim impuls listrik ke sel dan jaringan lain.
Tim mencatat bahwa setiap pengurangan dalam ukuran materi putih atau abu-abu dapat menyebabkan kerusakan dalam fungsi otak. Hasilnya adalah alkohol terbukti berpengaruh dan lebih buruk dibanding ganja.
"Pengaruh ganja lebih sedikit dibanding alkohol," ujar Hutchison.