REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Nurul Zuriantie Shamsul menjadi finalis pertama yang menggunakan jilbab dalam kompetisi Miss Universe Selandia Baru. Dengan langkahnya saat ini, Nurul berharap akan lebih banyak perempuan Muslim berpartisipasi dalam kontes kecantikan di masa depan.
Wanita berusia 20 tahun yang saat ini mengambil gelar Sarjana Ilmu Sosialnya dengan Jurusan Psikologi dan Minor dalam Kebijakan Sosial di University of Waikato, menjadi berita utama bulan lalu ketika ia mendapatkan posisi sebagai finalis Top 20 Miss Universe Selandia Baru. Ia adalah kontestan Muslim pertama mengenakan jilbab dalam sejarah kompetisi Selandia Baru dan hanya yang kedua dalam sejarah kompetisi Miss Universe.
Lahir di Malaysia, Nurul, tepatnya di Bandar Baru Ampang. Ia pindah ke Selandia Baru bersama keluarganya ketika ia baru berusia lima tahun. Ayahnya menjadi penyembelih hewan halal di Silver Fern Farms yang memasok daging domba, daging sapi, dan daging rusa di Selandia Baru.
Berbicara kepada Malay Mail dalam wawancara baru-baru ini di Kuala Lumpur pada perjalanan singkat balik ke rumah, Nurul mengatakan bahwa dia terinspirasi oleh Halima Aden. Halima Muslim pertama yang mengenakan jilbab dan burkini di kontes Miss Minnesota USA.
Pada tahun yang sama, Muna Jama berkompetisi dalam kompetisi Miss Universe Inggris. Ia memilih untuk mengenakan kaftan selama bagian kompetisi pakaian renang.
"Muna mengirim pesan kepada saya dan menaruh cerita saya di Instagramnya. Itu luar biasa ketika saya memandang kepadanya untuk apa yang telah dia capai. Baik Halima dan Muna membuka jalan bagi gadis-gadis Muslim untuk memasuki kompetisi Miss Universe. Jika itu bukan untuk mereka, saya tidak akan berada di tempat saya sekarang," kata Nurul dilansir dari laman Malay Mail, Kamis (12/7).
Ayah Nurul awalnya marah atas keikutsertaannya ketika ia mengetahui Nurul telah masuk di Top 20. Nurul hanya mengatakan kepada ibunya ketika berada di Top 50, akan tetapi ia menahan diri untuk tidak memberi tahu ayahnya.
Kemudian, ketika ayahnya sudah mengetahui langkah Nurul, ia marah dengan keputusan anaknya. Ia berpikir bahwa Nurul akan mengenakan baju renang dan melepas jilbab selama kompetisi.
Nurul mengatakan kepada ayahnya bahwa, ia tidak perlu memakai pakaian renang untuk kompetisi. Bahkan Nurul menunjukkan kepadanya surat elektronik dari penyelenggara yang menyatakan bahwa dirinya tidak perlu mengenakan apa pun yang terbuka.
Memang penyelenggara Miss Universe Selandia Baru mengadakan pemotretan kalender untuk para kontestan dalam pakaian renang. Tetapi Nurul hanya mengenakan pakaian renang Muslim sederhana dari penyelenggara.
Ia mengatakan, orang-orang di Selandia Baru menerima keragaman. Nurul belum pernah menemui masalah, gangguan atau kesulitan saat mengenakan jilbab.
"Saya sangat berharap partisipasi saya di Miss Universe akan membuka pintu di masa depan untuk lebih banyak wanita Muslim Melayu berjilbab," ungkap Nurul.