Selasa 10 Jul 2018 15:58 WIB

Terperangkap di Gua Berhari-hari, Apa Risiko Bagi Kesehatan?

Selain berisiko terkena leptospirosis, korban juga harus berjuang mendapat udara.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Foto dari tangkapan video di Royal Thai Navy Facebook Page, menunjukkan tim sepak bola remaja Thailand tersenyum, Selasa (3/7). Mereka ditemukan setelah terjebak di gua selama 10 hari di Mae Sai.
Foto: Royal Thai Navy Facebook Page via AP
Foto dari tangkapan video di Royal Thai Navy Facebook Page, menunjukkan tim sepak bola remaja Thailand tersenyum, Selasa (3/7). Mereka ditemukan setelah terjebak di gua selama 10 hari di Mae Sai.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Beberapa waktu belakangan, perhatian masyarakat dunia tertuju ke Thailand. Di Negeri Gajah Putih itu, satu tim sepak bola anak-anak Wild Boar bersama seorang pelatihnya terjebak banjir di gua Tham Luang sehingga tak bisa keluar. Insiden itu terjadi pada 23 Juni dan sampai detik ini operasi penyelamatan masih dilakukan. 

Berada di gua yang gelap dan dingin selama berhari-hari tentu saja akan berdampak pada kesehatan mereka. Lalu, apa risiko yang mengintai orang-orang yang terjebak lama di dalam gua? Menurut dokter Roger Mortimer selaku direktur di CMC Family Health Center, ada beberapa gangguan kesehatan yang mungkin dialami selama terperangkap di gua. 

Baca: Dikarantina tim sepak bola junior makan roti dan cokelat

"Di Asia Tenggara, kita harus memperhatikan kemungkinan terserang leptospirosis. Penyakit ini dibawa oleh air seni hewan rodensia yang bercampur dengan air. Dalam keadaan banjir, orang bisa terkena leptospirosis karena ada kontak langsung dengan air yang tercemar," ungkap dokter yang sudah 20 tahun berpengalaman dalam berbagai misi penyelamatan tersebut. 

Orang yang terkena leptospirosis akan mengalami demam, kedinginan, sakit terus- menerus, mata memerah, serta kencing bercampur darah. Dokter yang juga koordinator The National Cave Rescue Commission's Western Region ini mengatakan, untuk menyembuhkan leptospirosis, pasien butuh antibiotik. 

Baca: Enam Korban Gua Thailand Berhasil Diselamatkan

Selain dikepung banjir, korban di gua Thuang Luam juga harus berjuang mendapatkan udara. Roger mengungkap, sebenarnya udara yang ada di dalam gua adalah udara yang bersih. Namun, masalah muncul karena banyak orang yang butuh bernapas di satu tempat yang sempit. 

"Ketika menghirup oksigen, manusia akan melepaskan karbon dioksida. Ini artinya persediaan oksigen semakin sedikit. Kondisi demikian, bisa meningkatkan konsentrasi karbon dioksida dalam darah. Akibatnya orang akan bernapas lebih cepat," katanya menerangkan, dilansir dari Los Angeles Times

Situasi yang minim oksigen itu, disebut Roger, membuat kepala menjadi pusing dan tubuh lelah. Seiring dengan naiknya kadar karbon dioksida dalam darah, pH dalam darah juga akan menjadi asam. Rendahnya pH dalam darah ini bisa melemahkan sistem imun tubuh. "Namun, saat korban berhasil keluar dan menghirup udara segar, kondisi itu dengan cepat bisa teratasi," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement