Sabtu 07 Jul 2018 00:04 WIB

Penjara Nelson Mandela Dilelang Jadi Penginapan

Lelang berkaitan dengan perayaan ulang tahun Mandela ke 100.

Rep: Santi Sopia/ Red: Indira Rezkisari
  Nelson Mandela mengenakan batik saat diabadikan di  pada tahun 2005.  (EPA/STR)
Nelson Mandela mengenakan batik saat diabadikan di pada tahun 2005. (EPA/STR)

REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Bagi para eksekutif perusahaan, makanan enak, anggur mahal, dan hotel bintang lima sudah menjadi standar pemilihan penginapan. Namun, apa jadinya bila ada tawaran menginap di sebuah sel penjara yang cukup menyeramkan?

Ini bukanlah sembarang penjara, melainkan bekas tahanan seorang Nelson Mandela, presiden kulit hitam demokratis pertama Afrika Selatan. Mandela dikurung selama hampir 27 tahun di era apartheid akibat perjuangannya melawan sistem apartheid rasis yang mengatur Afrika Selatan sebelum ia terpilih menjadi presiden pada 1994.

Penjara ini bertempat di Pulau Robben di Afrika Selatan di lepas pantai Cape Town. Dikutip dari Malay Mail, Sabtu (7/7), penjara itu dilelang sebagai tempat untuk menginap oleh SleepOut Afrika Selatan.

Ide melelang penjara untuk amal berkaitan dengan ulang tahun ke-100 Mandel, atau narapidana bernomor 46664 di penjara tersebut. "Usul untuk melelang sel guna mengumpulkan uang untuk membiayai Saluran Pipa Penjara ke Perguruan Tinggi, mendidik orang-orang yang dipenjara di Afrika Selatan," kata Liane McGowan, juru bicara CEO SleepOut Afrika Selatan.

Kabarnya, sudah ada yang menawar mencapai 300 ribu dolar AS untuk bermalam di sel penjara yang sempit tersebut. Sel betonnya berukuran delapan kaki dan setinggi tujuh kaki (2,4 meter kali 2,1 meter).

Sedangkan penawaran daring dimulai dari 250 ribu dolar As. Penawaran direncanakan ditutup pada 16 Juli. Pemenang akan menghabiskan satu malam di sel bernomor tujuh tersebut, sementara 66 penawar lainnya bisa tidur di tempat lain di penjara yang sekarang menjadi museum dan situs Warisan Dunia.

Di balik keunikan inisiatif ini, pro kontra mewarnai pelelangan ini, salah satunya yang tidak setuju karena pelelangan ini dianggap mengolok-olok para narapidana yang pernah tersiksa di sana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement