REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penetian terbaru mengungkapkan lebih jauh kaitan polusi udara dengan penyakit diabetes. Menurut para peneliti, polusi udara turut menyumbang sebanyak 3,2 juta kasus baru diabetes tipe dua setiap tahun secara global. Temuan itu dilakukan oleh para penulis studi di Universitas Washington baru-baru ini.
"Kami memperkirakan bahwa sekitar 14 persen diabetes di dunia terjadi karena tingkat polusi udara yang lebih tinggi, itu satu dari tujuh kasus," kata penulis studi senior Universitas Washington dan Sistem Perawatan Kesehatan St. Louis di St. Missouri, Dr Ziyad Al-Aly, dilansir di Reuters.
Dia melanjutkan, risiko ada pada tingkat di bawah, yakni mengenai apa yang saat ini dianggap aman oleh Environmental Protection Agency (EPA) di Amerika Serikat dan juga oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Yakni bentuk terkecil dari polusi partikulat atau yang dikenal sebagai PM 2.5.
Sebelum dikaitkan dengan diabetes, partikel ini sudah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, penyakit paru-paru, penyakit ginjal, dan penyakit tidak menular lainnya. “Partikulat itu berkontribusi terhadap sekitar 4,2 juta kematian prematur pada tahun 2015,” ujar para penulis.
PM 2.5, kata dia, adalah campuran dari fragmen padat dan tetesan cairan yang tersuspensi di udara yang kadang-kadang terlihat oleh mata manusia sebagai kabut.
Al-Aly mengatakan, ada bukti yang muncul selama beberapa tahun terakhir bahwa partikulat, ketika mereka cukup kecil, mereka membuat jalan mereka melalui paru-paru ke pembuluh darah. “Mereka menyerang ke hati, pankreas, dan ginjal. Partikel-partikel ini berbahaya. Mereka mengiritasi jaringan dan merusak jaringan, mereka menciptakan stres oksidatif, mereka menciptakan peradangan,” terangnya. Diketahui salah satu pemicu diabetes tipe 2 adalah kerusakan pada pankreas, yang memiliki kemampuan memproduksi dan melepaskan insulin sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Untuk mencari hubungan antara polusi udara dan diabetes tipe 2, para peneliti menganalisis data pada 1,7 juta veteran AS tanpa diabetes, membandingkan tingkat PM 2,5 di mana mereka hidup dengan risiko baru didiagnosis dengan penyakit selama delapan setengah tahun ke depan.
Rata-rata paparan harian PM 2,5 tahunan veteran berkisar antara 5 hingga 22,1 mikrogram per meter kubik (mcg/m3) udara. Peningkatan 10 poin dalam konsentrasi PM 2,5 dikaitkan dengan risiko 15 persen lebih tinggi terkena diabetes, dan 8 persen lebih tinggi risiko kematian
Sementara, risiko diabetes mulai meningkat ketika tingkat polusi melebihi 2,4 mcg/m3. Hal itu jauh di bawah standar EPA saat ini yang berada di angka 12 mcg/m3 dan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia sebesar 10 mcg / m3.
Al-Aly dan para penulis lainnya kemudian melihat tingkat PM 2,5 di seluruh dunia untuk memperkirakan total beban diabetes akibat polusi udara. Sekitar 3,2 juta kasus baru diabetes, 8,2 juta tahun hidup yang hilang karena kecacatan dan lebih dari 200.000 kematian setiap tahun disebabkan oleh menghirup udara kotor.