REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petenis Serena Williams mengatakan ia mengalami haid sebelum mengetahui dia hamil tujuh pekan. Dan bagaimana pendapat para ahli mengenai hal ini?
Sebelumnya petenis yang berkompetisi di Australia Terbuka melakukan tes kehamilan, dan menunjukkan hasil positif, sepekan sebelum ia memenangkan turnamen. Dalam wawancara baru dengan InStyle, ia bersikeras bahwa dia sama terkejutnya dengan para penggemarnya.
"Saya benar-benar memiliki siklus sebelumnya. Jadi saya terkejut ketika saya melihat hasilnya dan bahkan lebih terkejut ketika dokter mengatakan saya sudah tujuh pekan," katanya kepada majalah InStyle, dilansir dari laman Daily Mail, Rabu (27/6).
Seorang ginekolog bergegas untuk mengklarifikasi bahwa tidak mungkin memiliki siklus haid saat hamil. Alasannya, runtuhnya lapisan rahim dalam haid tidak diperlukan untuk kehamilan.
Baca juga: Hamil Berlebih Kafein, Ini Dampaknya Bagi Anak
Namun, sangat umum bagi wanita untuk mengalami pendarahan vagina yang tampaknya seperti haid. Tetapi sebenarnya adalah hasil dari sesuatu yang lain. Faktanya, atlet wanita sangat berisiko mengalami pendarahan selama kehamilan karena olahraga berat secara teratur telah terbukti mempengaruhi keteraturan ovulasi.
Dr Alyssa Dweck, dokter kandungan di New York, dan Dr Lauren Streicher, seorang profesor kebidanan dan ginekologi di Northwestern University, menjelaskan berbagai alasan terjadinya pendarahan vagina pada wanita hamil. Jika seorang wanita tidak mengalami periode haid artinya ada tanda kehamilan. Alasannya, haid hanya terjadi pada wanita reproduktif dan tidak hamil.
"Itu mungkin bahwa ia memiliki semacam ovulasi ketidakteraturan di mana dia tidak ovulasi sepanjang waktu atau berovulasi tidak teratur," kata dr Dweck. "Dalam kasus-kasus tersebut, Anda hanya dapat berdarah setiap saat selama siklus, dan sepertinya terjadi haid tapi itu hanya perdarahan," lanjutnya.
Beberapa wanita memiliki haid biasa, yang datang sama persis setiap bulan, perdarahan yang jumlahnya yang sama, dan jumlah hari yang serupa. Sebagian besar wanita mengalami semacam ketidakteraturan karena fluktuasi tingkat estrogen, progesteron dan testosteron. Ovulasi begitu kompleks, dan membutuhkan cukup jumlah setiap hormon untuk setiap prosesnya.