Rabu 20 Jun 2018 17:28 WIB

Candi Borobudur Mini Jadi Destinasi Wisata Baru Cianjur

Candi Borobudur mini terkenal lewat media sosial.

Red: Nur Aini
Wisatawan mengunjungi Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (29/5).
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Wisatawan mengunjungi Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (29/5).

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Candi Borobudur mini di Kampung Gunungputri, Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Cianjur, Jawa Barat, menjadi destinasi wisata baru bagi warga lokal dan wisatawan Jakarta, Bobor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Ii Susilawati (26 tahun), wisatawan asal Citeureup, Bogor, mengatakan, ia bersama lima temannya sengaja datang ke Gunungputri untuk melihat langsung candi mini setelah berkunjung ke Kebun Raya Cibodas. Sebagian besar wisatawan dari luar kota mengetahui keberadaan tempat wisata dari media sosial. Candi yang berdiri di atas tanah pribadi seluas 8.000 meter itu dinilai seperti miniatur Candi Borobudur.

"Pertamakali tahu dari instagram ada mini candi di wilayah Cipanas-Puncak layaknya candi Borobudur di Jawa Tengah. Ternyata benar dan lokasinya di bawah kaki Gunung Gede-Pangrango," katanya, Rabu (20/6).

Ia menilai keberadaan mini candi sangat berpotensi dijadikan destinasi wisata baru di kawasan tersebut. Hal itu karena menjadi daya tarik bagi wisatawan, tetapi harus ditata lebih menarik dan rapi.

Senada dikatakan Isna (25 tahun), wisatawan asal Tanggerang-Banten, keberadaan mini Candi menjadi perhatian banyak orang karena biaya masuk yang murah. Tiket masuknya hanya Rp 5.000 satu motor dan Rp 10 ribu untuk mobil. "Ditambah lokasinya mudah ditempuh dari Jalan Raya Puncak-Cianjur menuju Gunungputri yang merupakan pintu pendakian ke Gunung Gede-Pangrango. Kalau dilihat dari foto hp seperti berada di candi Borobudur," katanya.

Sementara penunggu lahan candi, Ismat mengatakan, awalnya pemilik lahan akan membangun miniatur Candi Borobudur termasuk candi kecil yang mengelilingginya. Namun belum tuntas keberadaan candi sempat ditolak warga sekitar karena dikhawatirkan akan disalahgunakan. "Saya hanya penunggu tidak ada tarif sebenarnya, pengunjung yang datang memberi uang untuk perawatan dan kebersihan," kata Ismat.

Meskipun bangunan tersebut belum tuntas, kata dia, sejak satu tahun terakhir banyak warga lokal dan luar kota datang ke lokasi yang terletak beberapa ratus meter sebelum pintu pendakian Gunung Gede-Pangarango. Bahkan sepanjang libur hari raya setiap hari seratusan orang datang ke tempat tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement