Rabu 20 Jun 2018 17:24 WIB

Studi Ungkap Lounge Bandara Hemat Uang Perjalanan

Sebagian besar penumpang tak memesan di lounge karena menganggapnya mahal

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bandara Internasional Minangkabau dan Garuda Indonesia meluncurkan 'Banua Lounge', Selasa (27/2).
Foto: Republika/Sapto Andika Candra
Bandara Internasional Minangkabau dan Garuda Indonesia meluncurkan 'Banua Lounge', Selasa (27/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bandara merupakan langkah pertama membawa Anda ke tempat-tempat yang menakjubkan. Namun, tidak ada keraguan kakau bandara dapat menjadi tempat yang sibuk dan mahal sekali.

Penundaan, antrean, batas berat koper yang ketat dan pilihan makanan mahal dapat membuat orang gelisah sebelum penerbangan. Dengan kondisi itu, penumpang cenderung menghabiskan uang untuk minuman makan untuk mengurangi stres atau kebosanan. 

Kalau Anda berpikir tidak mampu membayar kemewahan bersantai di ruang tunggu bandara sebelum keberangkatan, penelitian baru menunjukkan sebaliknya. Penelitian yang dilakukan situs perbandingan penerbangan, Netflights.com menunjukkan bahwa membayar pengalaman lounge bandara premium sebenarnya dapat menghemat uang Anda. 

Ditemukan rata-rata orang akan menghabiskan 77,95 dolar atau setara dengan Rp 1 juta dalam perjalanan. Sebagian besar dari uang ini berlaku untuk makanan (53 persen), minuman panas (44 persen) dan alkohol (28 persen). Selain itu, 46 persen mengaku membeli barang yang tidak mereka perlukan sebelum terbang.

Dengan pemikiran ini, Netflights.com memeriksa ruang tunggu bandara di seluruh dunia, untuk melihat apa yang akan didapatkan dengan ruang tunggu bandara. Rata-rata biaya untuk mengakses ruang tunggu bandara hanya  49,50 dolar atau setara dengan Rp 700 ribu dengan Wi-Fi gratis, minuman sepuasnya dan makanan premium semua tersedia. 

Membayar untuk pengalaman lounge bandara premium benar-benar dapat menghemat uang penumpang. Meskipun harga rendah ini, penelitian menunjukkan bahwa 87 persen wisatawan tidak pernah memesan sendiri atau keluarga mereka ke lounge karena mereka menganggapnya terlalu mahal (40 persen), hanya untuk anggota (23 persen), atau mereka tidak tahu bagaimana melakukannya (20 persen), dikutip dari Lonleyplanet, Rabu (20/6).

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement