Senin 18 Jun 2018 21:33 WIB

Alternatif Tempe dari Biji Kecipir untuk Atasi Obesitas

Tempe biji kecipir masih belum termanfaatkan secara optimal.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Esthi Maharani
Tempe (Ilustrasi)
Tempe (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tempe merupakan salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia. Namun, sejak naiknya harga kedelai impor, tempe juga mengalami kenaikan harga. Sejumlah mahasiswa UNY akhirnya membuat tempe alternatif menggunakan biji kecipir (Psophocarpus tetragonolobus). Ada Nabila Istichomah dan Dina Faizah (Sekretari), Septian Ayu Saputri prodi (Teknik Boga), Andri Kurniawan (Akuntansi) dan Enggar Listianto (Manajemen).

Pemasaran yang kurang membuat tempe biji kecipir masih belum termanfaatkan secara optimal. Nabila Istichomah mengatakan, biji kecipir memiliki protein tinggi, sehingga cocok dijadikan bahan pangan fungsional.

"Juga rendah lemak, sangat cocok bagi orang yang menderita obesitas karena mengandung asam behenat yang tidak diserap oleh usus," kata Nabila.

Selain itu, karbohidrat yang rendah menjadikannya sangat cocok bagi orang yang tidak ingin gemuk. Dina Faizah menilai, biji kecipir harganya lebih murah daripada kedelai, sehingga harganya terjangkau masyarakat.

"Kelebihan lainnya adalah bahan baku mudah dibudidayakan, dengan cara penyemaian di media tanam yang lembab maka akan cepat tumbuh." ujar Dina.

Hal lain yang juga berpengaruh terhadap percepatan tumbuh tanaman ini ternyata tidak adanya hama yang menyerang tanaman ini, sehingga aman dalam pertumbuhannya. Septian Ayu menjelaskan caranya membuat tempa biji kecipir tersebut.

Bahan yang dibutuhkan yaitu biji kecipir, kedelai, ragi, daun pisang, plastik dan tali rafia. Pertama, biji kecipir dan kedelai ditimbang lalu dibersihkan dan dicuci. Rebus selama 30 menit lalu kupas.

Rendam dalam air bersih selama dua hari lalu cuci dan direbus selama dua jam, dinginkan dan potong kecil-kecil. Kukus selama 30 menit. kemudian masuk proses fermentasi dengan menambahkan ragi.

Setelah itu, adonan diinkubasi selama kurang lebih 40-48 jam dan tempe biji kecipir siap dikonsumsi. Septian menambahkan, perendaman dan perebusan biji kecipir memang lebih lama daripada kedelai.

"Karena tekstur kulitnya yang keras," kata Septian.

Kedelai sendiri digunakan agar rasa tempe yang biasa dirasakan masyarakat tetap terasa, dengan perbandingan yang dipakai antara kedelai dan biji kecipir satu banding tiga. Tentunya, karya ini menambah pengetahuan masyarakat untuk mengolah biji kecipir.

Advertisement

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement