REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Desa Wisata Pulesari, Wonokerto, Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta memanjakan wisatawan dengan suasana alam pedesaan lereng Gunung Merapi serta sajian budaya dan kuliner khas desa.
"Potensi-potensi alam di Desa Pulesari itu yang kami manfaatkan sebagai daya tarik wisata. Pada libur Lebaran ini kami optimistis akan banyak wisatawan yang berkunjung," kata pengelola Desa Wisata Pulesari, Didik Irawanto, Ahad (17/6).
Menurut dia, Desa Wisata Pulesari yang berlokasi di jalur strategis arus mudik dan arus balik Lebaran ini sangat cocok menjadi tempat singgah dan berwisata. "Lokasi Desa Wisata Pulesari ini sangat strategis dan mudah dijangkau dari jalur utama mudik Lebaran, sehingga wisatawan dapat lebih mudah menemukan lokasi Desa Wisata Pulesari," katanya.
Ia mengatakan, Desa Wisata Pulesari menonjolkan kearifan lokal masyarakat setempat dengan menggali potensi yang ada, mulai dari potensi kebun salak, dan sungai dengan pemandangan Gunung Merapi. "Sebagaimana objek wisata di kawasan lereng Gunung Merapi, Pulesari juga mengandalkan keindahan alam untuk dijual. Namun yang lebih spesifik berupa wisata air menyusuri aliran Sungai Bedog yang masih jernih dan alami," katanya.
Seorang petani memanen cabai di lahan pertanian lereng Gunung Merapi, Stabelan, Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah.
Didik mengatakan, tracking sungai yang ditawarkan beragam jenisnya, seperti jembatan goyang, titian bambu, vertical web, gubuk hujan, tangga air, dan jaring laba-laba. "Wisatawan diajak menyusuri Sungai Bedog sembari menikmati keindahan alam desa. Kegiatan susur sungai ini yang paling diminati pengunjung mulai dari usia anak sampai dewasa," katanya.
Wisatawan juga dapat menikmati pertunjukan kesenian tradisional, outbond, belajar membatik dan aneka kerajinan, serta menanam padi. "Pengunjung juga berkesempatan belajar budi daya salak pondoh dan membuat olahannya seperti dodol, geplak, bakpia, enting-enting, dan madu mongso. Kami bekerja sama dengan kelompok ibu-ibu dasawisma di daerah ini," katanya.
Keterlibatan warga, kata dia, juga ditunjukkan dengan menyediakan fasilitas homestay dari rumah warga bagi wisatawan yang ingin menginap. "Desa wisata merupakan program yang digerakkan masyarakat sehingga otomatis mereka ikut terlibat. Selain memberi kesibukan, hasilnya juga bisa untuk membantu perekonomian keluarga," katanya.
Warga memanggul ember berisi air di Stabelan, Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah.