REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Grand Dafam Rohan Yogyakarta Hotel memberikan sentuhan unik dalam interiornya. Belasan motor dan mobil klasik bertengger manis dari berbagai sudut pandang hotel yang menjadikannya sebagai daya tarik tersendiri bagi tiap pasang mata yang melintas.
Sejak kehadirannya beberapa tahun lalu, Grand Dafam memang sudah cukup berani memberikan sentuhan-sentuhan unik. Keberanian itu diterapkan baik untuk desain interior maupun eksterior ruangan.
Tepat di depan lobinya saja, Grand Dafam membangun satu bangunan yang desainnya sama dengan Tugu Yogyakarta. Bahkan, secara ukuran monumen itu lebih besar daripada ukuran asli dari Tugu Yogyakarta.
Uniknya, tetap diberikan sentuhan-sentuhan Islami di tiap-tiap sisi monumen tersebut. Selain itu, satu unik mobil Chevrolet klasik berwarna merah yang dipajang tepat di samping pintu lobi utama menjadi daya tarik lain.
Belum sampai ke resepsionis, motor-motor klasik sudah lebih dulu menyapa tiap tamu yang datang. BMW R 90 S 900 cc berwarna hitam jadi yang pertama kali menerima tamu, dan kerap memercik kekaguman di wajah-wajah tamu yang datang.
Brough Superior SS 80 berwarna hitam jadi penerima tamu selanjutnya. Di belakangnya, tetap di sofa lobi, bertengger BSA ZB31 359 cc berwarna hitam. Ternyata, ini merupakan motor pertama yang dimiliki kolektor motor-motor tersebut.
Ketiga motor ini merupakan motor-motor yang paling sering menjadi obyek foto dan swafoto tamu-tamu yang datang. Kecantikan dan kemewahan yang diberikan motor-motor klasik itu benar-benar memanjakan mata tiap orang yang melintas.
Selain tiga 'gadis cantik' tersebut, total Grand Dafam memiliki 12 motor klasik beragam merek lain yang memang tersebar di berbagai sudut hotel. Mulai Honda dan Suzuki klasik atau kerap disapa 'betok', AJS London, Norton, dan Puch.
Ada pula Harley Davidson, motor-motor klasik mini, sepeda mesin sampai sepeda onthel. Bahkan, satu mobil klasik diletakkan pula detak resto belakang, dan tentu saja makin menambah kenyamanan tiap tamu yang sedang menikmati hidangan.
Sang kolektor sekaligus Dirut PT Ruhama Harni Putera, Agung Tri Haryanto menerangkan, hobinya mulai dilakukan sejak 2009. Ia menuturkan, eyang dan ayahnya kerap bercerita jika kemana-mana dulu menggunakan motor BSA.
"Zaman dulu BSA itu legendaris, jadi obsesi saya nomor satu motor yang saya beli itu BSA, kemudian setelah itu kok jadi kepingin mendapatkan motor-motor yang lain," kata Agung, kepada Republika.co.id beberapa waktu lalu.
Mulai 2009, mengingat harga motor-motor saat itu belum terlalu tinggi, hobinya dimulai dengan memberi satu demi satu motor klasik merk lain. Tidak terasa, sudah 12 motor yang sudah dibelinya dan dipajang di hotel.
Tadinya, motor-motor itu hanya ditaruh di rumah, tapi karena ada hotel ia merasa jika dipajang di sana bisa lebih ada yang merawat. Selain itu, kehadiran motor-motor klasik memberikan kesan unik tersendiri bagi hotel.
"Tanggapan tamu-tamu itu sangat senang karena motor-motor klasik seperti ini tidak banyak orang yang punya, bisa untuk foto-foto, selfie-selfie, jadi sangat mendukung dan di sini bisa terawat," ujar Agung.
Bukan sembarang pajangan, motor-motor klasik yang dipajang masih berfungsi baik dan memiliki surat-surat lengkap. Menurut Agung, malah ada surat-surat motor yang tahunnya jauh sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia.
Selain motor, Agung memang mulai jatuh hati mengoleksi mobil-mobil klasik, termasuk Land Rover Defender yang digunakannya berkendara. Bahkan, Agung baru selesai mendandani satu mobil pemadam kebakaran klasik yang baru didapatkannya dari Bandara Adi Soemarmo.