Sabtu 26 May 2018 22:16 WIB
Siap Gelar Mekaki Marathon

Sekotong, Destinasi Eksotik Lombok Barat

Keunggulan sebuah destinasi pariwisata terletak pada branding dan icon yang kuat.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Agus Yulianto
Perahu nelayan sandar di dermaga wisata Pantai Sekotong, Lombok.  (Republika/WIhdan Hidayat)
Perahu nelayan sandar di dermaga wisata Pantai Sekotong, Lombok. (Republika/WIhdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, Kecamatan Sekotong di Kabupaten Lombok Barat (Lobar), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi tuan rumah dalam sejumlah event besar, seperti Seleksi Tilawatil Quran (STQ) tingkat Kabupaten Lombok Barat dan Mekaki Marathon.

Sekotong yang berada wilayah selatan bagian barat Pulau Lombok mulai dilirik wisatawan sebagai destinasi tujuan wisata. Meski belum sepopuler Gili Trawangan maupun Pantai Senggigi, Sekotong menyimpan berbagai potensi wisata yang tidak kalah indahnya.

Keindahan pantai dengan pasir putih yang berkilau, air laut yang membiru, dan beberapa panorama alam nan mempesona cukup membuat pengunjung betah berlama-lama di Sekotong. Pun dengan keberadaan gili-gili atau pulau kecil dalam sebutan masyarakat Sasak, Sekotong berpotensi berkembang menjadi salah satu destinasi wisata kelas dunia.

Lokasi Sekotong juga terbilang cukup strategis lantaran cukup mudah dijangkau dari penjuru manapun. Dari Kota Mataram, waktu yang dibutuhkan menuju Sekotong hanya berkisar satu jam saja.

Dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sedang gencar mengembangkan dan mengenalkan potensi wisata Sekotong ke dunia luar. Salah satunya dengan menggelar balap lari marathon, Mekaki Marathon.

Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Lombok Barat Lalu Saswadi mengatakan, Sekotong salah satu daerah yang memiliki potensi pariwisata, tambang, serta budidaya dan sedang menjadi incaran para investor untuk menanamkam modalnya.

"Di sektor pertambangan, perusahaan tambang emas yang sudah vakum beberapa waktu lalu akan kembali beroperasi," ujar Saswadi di Sekotong, Lombok Barat, Sabtu (26/5).

Pun dengan pengelolaan 13 gili yang ada di Sekotong, di mana ia katakan sudah ada investor yang akan mengelolanya. Saswadi mengajak masyarakat Sekotong untuk ikut berpartisipasi dalam membangun citra Sekotong kepada dunia luar.

"Ke semua hal tersebut tidak akan mudah berjalan tanpa adanya kondusifitas keamanan dan ketertiban," ucap Saswadi.

Hal serupa diungkapkan Camat Sekotong Lalu Satriadi yang juga meminta masyarakat Sekotong bersama-sama menjaga kondusifitas kemanan dan ketertiban.

"Menghadapi event besar ini mari kita jaga keamanan. Jika ada hal yang mencurigakan segera laporkan kepolisian. Terkait persiapan Mekaki Marathon saat ini jalan untuk rute Mekaki Marathon sudah hampir rampung," ungkap Satriadi.

Ajang balap lari, Mekaki Marathon sedianya digelar April namun dimundurkan hingga Oktober mendatang. Hal ini dikarenakan adanya Pilkada di Lombok Barat, dan gelaran Asian Games di Jakarta sehingga para sponsor masih terfokus pada event nasional tersebut.

Dinas Pariwisata (Dispar) Lombok Barat (Lobar) menggelar soft launching Mekaki Marathon 2018 di ruang Media Centre Humas Lobar, Selasa (15/5).

Kepala Bagian Humas dan Protokol Lobar Saepul Akhkam menjelaskan, Mekaki Marathon tahun lalu terbukti memberikan efek positif bagi masyarakat. Ahkam menilai, kesadaran masyarakat Sekotong yang menjadi venue acara Mekaki Marathon untuk berkembang dan membuka diri sudah terlihat.

"Berdasarkan hasil survei yang dilakukan menunjukkan angka kunjungan wisatawan ke Sekotong makin tinggi. Begitu pula dengan investasi di wilayah selatan Lobar ini makin berkembang," ujar Ahkam.

Sampai hari ini, lanjutnya, dari 36 investor di Sekotong, lebih dari separuhnya berinvestasi di Gili Gede. Ini menyebabkan Pemerintah Lobar memberikan perhatian kepada Sekotong.

"Untuk itu pada 2018 ini pemerintah akan merevitalisasi Senggigi dan Gili Gede," kata Ahlam.

Kepala Dinas Pariwisata Lobar Ispan Junaidi menjelaskan, keunggulan sebuah destinasi pariwisata terletak pada branding dan icon yang kuat. Sekotong dengan segala potensinya membutuhkan kekuatan itu.

"Berkat kerja sama dengan berbagai pihak, kita sudah mampu membuat branding di Mekaki Sekotong dan Jazz Festival di Senggigi," ucap Ispan.

Ispan memandang, Mekaki Marathon tidak semata milik Lombok Barat, melainkan milik masyarakat Lombok dan NTB. Untuk itu semua pihak diharapkan ikut mengangkat citra kegiatan ini agar bisa berlangsung lebih baik.

Diakui Ispan, kegiatan Mekaki Marathon sengaja dilaksanakan pada April yang merupakan low season (rendah kunjungan wisatawan). Tujuannya untuk mendongkrak kunjungan di bulan-bulan sepi.

"Tujuan akhirnya adalah agar rata-rata kunjungan wisatawan tetap stabil. Kehadiran event-event berskala nasional dapat menstabilkan tingkat hunian hotel hingga lebih 60 persen," ungkap dia.

Ia mencontohkan, pada ajang MNEK beberapa hari lalu, kawasan Senggigi bahkan sampai kekurangan kamar. Lebih jauh dijelaskan, dampak dari sebuah promosi itu baru bisa dirasakan setahun kemudian.

"Yang tadinya tahu lewat dunia maya sekarang lewat dunia nyata. Bahkan mereka nanti bisa ke-12 gili yang ada di sana," kata Ispan.

Sementara perwakilan organizer Archiss Jakarta Juria Ambar Haruni menjelaskan, pihaknya baru saja pulang dari Sekotong. Hal menarik yang dilihat adalah jalan yang sudah lebar dan pelaksanaan pelebaran jalan sudah menyeluruh hingga ke Pantai Mekaki.

"Ini sebuah hal yang membuat kami  bersemangat dan punya satu tekad bahwa Mekaki 2018 harus didukung dan dilaksanakan," ucap Juria.

Ia menjelaskan, setelah melalui hasil diskusi maka diputuskan kegiatan Mekaki Marathon pada 7 Oktober 2018 mendatang. Dalam kegiatan tersebut pihaknya tidak sekedar menginginkan untuk dijadikan sebagai even lari semata, mmelainkan sebagai momen untuk memperkenalkan Lobar sebagai obyek pariwisata ke seluruh dunia.

Hal senada disampaikan Didit dari DnD Sport. Ia berharap agar para peserta lari nantinya dapat memanfaatkan kegiatan lari tersebut sambil berswafoto dengan masyarakat setempat. "Sekarang kita ingin lebih banyak merangkul penduduk setempat," ucap Didit.

Kata Didit, tahun lalu itu para peserta belum banyak yang tahu kondisi di Sekotong. Hal ini menyebabkan minimnya informasi tempat menginap dan obyek wisata di Sekotong. Untuk itu pada tahun ini dalam hal penginapan, panitia ingin bekerja sama dengan masyarakat setempat dan para penggiat pariwisata.

"Kita akan berikan alternatif kepada peserta untuk menginap di hotel, villa, homestay, atau mungkin di rumah penduduk," kata Didit.

Adapun perbedaan dalam hal pentas di lokasi start, panitia kali ini akan memberikan banyak pertunjukan untuk menjadi penyemangat kepada pelari.

"Panggung hiburan juga akan dibuat merakyat yang bisa memberikan suasana Lombok. Kami juga akan memperbanyak artis dari Lombok," ujar Didit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement