Sabtu 26 May 2018 16:53 WIB

Melepas Dahaga dengan Es Pink-nya Kota Malang

Es yang perlu dicoba saat di Malang yaitu Es Santan Ketan Hitam Tanimbar.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Minuman legendaris Kota Malang, Es Santan Ketan Hitam Tanimbar.
Foto: Wilda Fizriyani / Republika
Minuman legendaris Kota Malang, Es Santan Ketan Hitam Tanimbar.

REPUBLIKA.CO.ID,  MALANG -- Ada banyak pilihan untuk melepas dahaga dan lapar di bulan Ramadhan saat berada di Kota Malang. Salah satu minuman yang perlu dicoba ketika mengunjungi Kota Malang, yakni Es Santan Ketan Hitam Tanimbar.

"Kalau anak muda nyebutnya es pink, ada juga yang sebut es grafika (SMKN 5 Kota Malang) karena tempatnya di sini. Terus ada juga yang sebutnya es Combor karena lokasinya dekat dengan pasar Comboran," ujar pemilik usaha legendaris tersebut, Joni Purnomo saat ditemui wartawan di depan SMKN 4 Kota Malang, Kamis sore (25/5).

Usaha tersebut semula dipegang orangtua dari istri Joni sejak 1959. Dengan menggunakan gerobak, sang mertua berkeliling menjajakan es santan ketan hitamnya ke masyarakat Malang. Dari sejumlah titik, Jalan Tanimbar sering menjadi lokasi singgah sang mertua untuk berusaha.

Sering berjalan waktu, usaha es santan pun mulai menemukan tempat tetapnya untuk berjualan. Lokasi tersebut tepat berada di depan SMK Negeri 4 Kota Malang atau di Jalan Tanimbar Klojen, Malang. Orangtua sang istri mulai berjualan tetap di lokasi tersebut sejak 1990-an.

"Terus karena orangtua semakin tidak mampu berjualan, istri saya yang ambil alih. Dan kalau saya sendiri baru pegang usaha ini sejak enam tahun lalu, istri sekarang jualan es serupa di kantin dalam SMK Negeri 4 Kota Malang," kata pria yang kini berusia 33 tahun tersebut.

 

photo
Minuman legendaris Kota Malang, Es Santan Ketan Hitam Tanimbar. (Wilda Fizriyani / Republika)

Sejak awal membuka usaha, keluarga istri dan Joni memang tak berkeinginan untuk mengubah konsep dagangannya. Dia menolak untuk mengganti gerobak dorong yang selama ini menemani usaha keluarganya. Joni juga tidak pernah mengubah resep es yang telah diwariskan mertuanya. Dia menganggapnya sebagai tradisi dan ciri khas keluarga yang harus dipertahankan secara turun temurun.

Secara sekilas, usaha Joni tak ada bedanya dengan dagangan gerobak lainnya di sekitar SMK. Dia hanya menggunakan gerobak dorong yang dibiarkan berdiri di pinggir Jalan Tanimbar. Yang membedakan justru pada antusias pembeli yang tidak kunjung berhenti membeli dari pagi hingga sore hari.

Es santan Joni sendiri terdiri dari tape ketan hitam, sirup gula merah, dawet merah dan roti. Tak lupa juga menyajikan es serut santan yang dibuat oleh keluarga sendiri. "Tape ketan hitam, sirup dan dawet serta es serut kita buat sendiri dari rumah. Kalau roti kita beli," jelas pria asli Malang ini.

Joni juga menegaskan tidak memakai bahan pengawet atau gula buatan sama sekali. Bukti penggunaan bahan alami ini terlihat dengan berdatangannya lebah di sekitar gula yang dipakainya. Menurut Joni, itu wajar karena lebah hanya akan datang dan menghinggap di bahan yang benar-benar tanpa buatan.

Untuk dapat menikmati ini, pengunjung hanya perlu mengeluarkan uang sekitar Rp 4 ribu per porsi. Satu porsi di sini tak hanya es serut tapi juga termasuk satu iris roti. Jika ingin menambah roti, pembeli hanya perlu menambah uang sekitar Rp 1.000 per rotinya.

Di hari biasa, Joni setidaknya menghabiskan 600 porsi dengan omzet sekitar Rp 1,2 sampai 1,3 juta. Sementara di hari libur, Joni berhasil mengumpulkan omzet sekitar Rp 1,4 juta dengan total 800 porsi. Kebanyakan pembeli berasal dari masyarakat umum yang melewati tempat usahanya.

"Kalau anak sekolah palingan ada beberapa yang keluar, tapi ya kalau kebanyakannya dari umum yang lewat-lewat sini," tambah dia.

Di Ramadhan, Joni mengaku tidak mengalami perbedaan sama sekali tingkat penjualannya. Jumlah porsi yang habis terjual relatif stabil dan serupa dengan hari biasanya. Yang membedakan hanya peningkatan jumlah porsi dalam bentuk bungkusan.

"Kalau Ramadhan yang beli bungkus lebih banyak daripada yang minum di lokasi. Kalau hari biasa itu suka banyak yang antri," jelas dia.

Meski terbilang laris, Joni mengaku belum memiliki keinginan untuk membuka cabang di lokasi lain. Dia hanya ingin usahanya benar-benar dipegang oleh keluarga besarnya. Dengan demikian, rasa dan pelayanan yang diberikan tidak mengalami perubahan maupun perbedaan nantinya.

photo
Minuman legendaris Kota Malang, Es Santan Ketan Hitam Tanimbar. (Wilda Fizriyani / Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement