Jumat 25 May 2018 14:37 WIB

Gejala Kebotakan pada Wanita

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kebotakan pada wanita.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Rambut rontok
Foto: Flickr
Rambut rontok

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Wanita normal biasanya mengalami rambut rontok 50-100 helai per hari. Rambut baru biasanya akan tumbuh menggantikan yang rontok. Namun, tidak bagi wanita yang mengalami gejala kebotakan.

Kondisi ini secara medis disebut alopecia androgenetic. Ini adalah gangguan autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut dan memicu kerontokan. Androgen adalah hormon yang berperan dalam pola kebotakan.

Pria dan wanita sama-sama pernah mengalami rambut rontok, namun penipisan rambut pada wanita biasanya tidak seekstrem pria. Tanda-tanda gejala kebotakan pada wanita adalah perasaan rambut tidak setebal biasanya. Garis pada kulit kepala semakin jelas terlihat.

Pola kebotakan pada wanita meningkat seiring pertambahan usia. Kurang dari 50 persen wanita memiliki rambut utuh sepanjang hidup mereka. Genetika menjadi faktor signifikan mengembangkan kebotakan pada wanita. Itu melihat kepada riwayat keluarga, salah satu orang tua yang juga botak.

Kebotakan ini cenderung terjadi pada wanita mencapai usia separuh baya. Menopause dan perubahan hormonal juga berkontribusi menyebabkan kebotakan.

Dilansir dari Medical News Today, Jumat (25/5), ada tiga faktor lain yang menimbulkan kebotakan pada wanita. Pertama, efek samping obat-obatan tertentu, seperti antikanker. Rambut biasanya bisa tumbuh lagi setelah yang bersangkutan berhenti minum obat.

Kedua, penyakit parah, seperti infeksi berat, demam tinggi, atau seseorang yang baru selesai menjalani pembedahan (operasi) mudah mengalami rambut rontok. Ketiga, traksi alopecia di mana rambut rontok terjadi ketika seseorang sering menarik atau mengikat rambut terlalu kencang.

Jenis perawatan yang direkomendasikan bergantung pada luas wilayah kulit kepala yang mengalami rambut rontok. Dalam kebanyakan kasus, perawatan jangka panjang diperlukan untuk mencegah kerontokan rambut berulang.

Perawatan pertama menggunakan obat-obatan topikal, seperti monoxidil. Perawatan ini diterapkan ke kulit kepala setiap hari untuk merangsang pertumbuhan rambut dan mencegah penipisan rambut berlanjut.

Obatan oral lain yang umum digunakan adalah pironolactone yang bersifat diuretik atau mengeluarkan kelebih cairan di kulit kepala yang memicu kerontokan. Obat ini memblokir produksi androgen. Meski demikian, obat ini berefek samping, seperti mulut kering, mual, dan pusing.

Langkah berikutnya melakukan transplantasi rambut. Beberapa wanita mungkin memilih melakukannya. Dokter memindahkan rambut dari area lebat ke area tipis. Perawatan laser cara terakhir untuk menstimulasi pertumbuhan rambut baru. Terapi sinar laser tingkat rendah bisa merangsang pertumbuhan rambut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement