REPUBLIKA.CO.ID, SKOTLANDIA -- Kekuatan genggaman dapat menganalisa kondisi kesehatan seseorang. Bahkan, dilansir di Channel News Asia, Selasa (22/5), genggaman akan menjadi prediktor lebih baik dibanding metode pengukuran yang saat ini banyak digunakan dokter-dokter. Keterkaitan ini dibuktikan melalui studi di Inggris.
Sebelumnya, cengkeraman hanya menjadi indikator yang baik dari kesehatan lanjut usia. Kini, genggaman dapat membantu dokter memahami profil risiko orang dewasa di segala usia, termasuk, kemungkinan penyakit jantung dan paru-paru, kanker hingga kematian secara keseluruhan.
Peneliti senior dari Universitas Glasgow, Stuart Gray menjelaskan, kekuatan genggaman mudah diukur dan berguna dalam membantu memprediksi penyakit di masa depan. "Kekuatan genggaman menunjukkan hubungan yang lebih kuat dengan penyakit kardiovaskular dibandingkan tekanan darah dan aktivitas fisik, memang sedikit mengejutkan," ujarnya.
Para peneliti mempelajari lebih dari setengah juta peserta proyek Biobank Inggris yang berusia 40 hingga 69 tahun selama tiga tahun, dari 2007 hingga 2010. Secara berkala selama bertahun-tahun, peserta menjalani pemeriksaan medis, memberikan sampel dan menjawab kuisioner ekstensif tentang kesehatan serta gaya hidup.
Peneliti menemukan, pengukuran kekuatan terlemah laki-laki adalah mencapai titik 26 kilogram ke bawah, sementara kurang dari 16 kilogram untuk perempuan. Apabila seseorang mencapai kurang dari titik ini, mereka akan dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi secara keseluruhan dan risiko lebih tinggi untuk penyakit tertentu.
Studi memperlihatkan, setiap penurunan lima kilogram kekuatan genggaman meningkatkan kemungkinan kematian dini dari semua penyebab sebesar 20 persen untuk perempuan dan 16 persen untuk laki-laki. Untuk kematian akibat penyakit jantung, resikonya meningkat 19 persen bagi perempuan dan 22 persen bagi perempuan.
Sementara itu, untuk kematian akibat penyakit jantung, risikonya bertambah 19 persen bagi perempuan dan 22 persen bagi laki-laki. Untuk kematian akibat penyakit pernapasan, peningkatannya 31 persen untuk wanita dan 24 persen untuk pria. Terakhir, untuk kematian akibat semua kanker, peningkatannya 17 persen untuk wanita dan 10 persen untuk pria.
Secara keseluruhan, peneliti mencatat, orang dengan cengkeraman lemah memiliki kecenderungan merokok lebih tinggi, mudah gemuk dan memiliki lingkar pinggang serta lemak tubuh yang lebih tinggi. Mereka juga makan lebih sedikit buah dan sayuran, berolahraga sedikit dan kerap menonton televisi.
Peneliti juga menemukan, kekuatan cengkeraman dapat menjadi penanda penuaan. Di Norwegia misalnya, orang tua yang memiliki cengkeraman kuat di usia 80-an dan 90-an diprediksi akan berusia panjang hingga 100-an tahun. "Kami tahu, kekuatan cengkeraman adalah indikator yang kuat dan biomarker penuaan yang potensial," ucap Bjorn Heine Strand dari Universitas Oslo.