Selasa 22 May 2018 00:06 WIB

Amankah Berhubungan Saat 'Tanggal Merah'?

Infeksi menular seksual berisiko terinfeksi jika memaksakan diri.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi pasangan suami istri
Foto: EPA/Sebastian Silva
Ilustrasi pasangan suami istri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang mempertanyakan keamanan berhubungan seks saat periode menstruasi. Orang takut berhubungan seks saat wanita 'tanggal merah' karena alasan infeksi, tidak nyaman, dan beberapa faktor negatif lain.

Haruskah Anda melakukan hubungan seks ketika menstruasi? Risiko infeksinya tetap ada, namun sama besarnya ketika Anda melakukan oral, vaginal seks, dan segala bentuk kontak alat vital dengan pasangan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyebutkan risiko utama jika tetap melakukan hubungan seks saat menstruasi adalah infeksi menular seksual (IMS). Ada dua jenis IMS yang mungkin terjadi, yaitu infeksi jamur dan vaginosis bakterial.

Dilansir dari Medical News Today, Senin (21/5), infeksi jamur mudah terjadi saat pasangan terlibat dalam aktivitas seksual, khususnya saat menstruasi akibat perubahan hormonal dalam satu periode. Kepala penis atau alat kelamin pria bisa meradang. Kondisi ini disebut balanitis.

Peneliti CDC memperkirakan ada 20 juta IMS baru ditemukan di AS setiap tahunnya, mulai dari klamidia, kutil kelamin, gonorea, hepatitis B, herpes, HIV, human papillomavirus (HPV), moluskum kontagiosum, sipilis, trikomoniasis, kudis dan kutu kemaluan.

Bisakah wanita hamil saat menstruasi? Peluang hamil saat menstruasi sangat rendah, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, kebanyakan wanita mengalami siklus menstruasi 28 hari. Siklus ini berlangsung dari hari pertama menstruasi hingga hari sebelum menstruasi bulan berikutnya dimulai.

Panjang siklus bervariasi antarindividu, namun biasanya berkisar 26-32 hari dengan rata-rata 28 hari. Ini adalah waktu ketika sel telur dilepaskan dari ovarium selama ovulasi dan berjalan ke tuba fallopi di mana pembuahan terjadi. Jika dibuahi oleh sperma, sel telur masuk ke rahim untuk implantasi.

Setelah ovulasi, sel telur dapat tetap hidup dan bertahan di tuba falopi selama 24 jam. Sperma dapat hidup selama tiga hingga lima hari setelah diejakulasi ke dalam tubuh wanita.

Perubahan keteraturan periode menstruasi dipengaruhi banyak faktor, mulai dari hamil, menyusui, pola makan, penurunan berat badan, kebiasaan olah raga ekstrem, sindrom ovarium polikistik (PCOS), ovarium prematur, penyakit radang panggul (PID), fibroid rahim, dan endometriosis yang secara teoritis bisa membuat wanita hamil kapan saja, kecuali mereka yang berhubungan seks sesama jenis, menggunakan alat kontrasepsi, dan termasuk menstruasi.

Apakah ada manfaat kesehatan berhubungan seks saat menstruasi? Tentu saja ada, di antaranya mengurangi stres, tidur lebih baik, mengurangi sakit kepala, sistem kekebalan tubuh diperkuat, meningkatkan kebugaran, periode menstruasi menjadi lebih pendek karena kontraksi uterus selama orgasme, dan kram perut berkurang.

Akan tetapi, peneliti menekankan bahwa seks saat menstruasi masih pro dan kontra. Berhubungan seks ketika menstruasi terkadang bisa berantakan, terutama dari aspek kebersihan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement