REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebuah studi baru yang diterbitkan di Neurology menunjukkan orang yang makan makanan sehat mungkin memiliki volume otak yang lebih besar. Seorang profesor epidemiologi dan radiologi di Erasmus University Medical Center di Belanda, dan rekan-rekannya ingin melihat bagaimana pola makan dapat memengaruhi otak.
Dilansir Time, mereka meminta lebih dari 4.000 orang tua di Belanda dengan usia rata-rata 66 tahun untuk memewawancarai mereka tentang apa yang mereka makan dan menganalisis pemindaian otak selama 10 tahun. Orang yang makan makanan sehat menyerupai diet Mediterania, seperti kaya buah, sayuran, dan lemak sehat dari sumber seperti ikan, dan rendah daging merah, menunjukkan volume otak total yang lebih besar.
Mereka juga memiliki materi lebih abu-abu dan putih, yang merupakan cara mengukur jumlah kepadatan saraf di otak. Selain itu, area otak yang bertanggung jawab untuk memproses memori, yang disebut hippocampus, juga lebih besar pada orang yang mengonsumsi makanan sehat.
Tim peneliti juga menganalisis pengaruh makanan dan nutrisi individual. Mereka menemukan fakta bahwa tidak ada satu pun komponen diet yang bertanggung jawab atas manfaat nyata. Efek gabungan dari makan lebih banyak buah dan sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, susu dan ikan tampaknya berkontribusi pada volume otak yang lebih besar.
Sementara, fakta yang ditemukan oleh para peneliti, yakni orang yang minum lebih sedikit minuman manis seperti soda juga memiliki volume otak yang lebih besar.
Namun, penelitian tidak menyelidiki apakah diet dapat mengubah volume otak atau mempengaruhi fungsi otak. Seorang penulis di atas kertas dan seorang mahasiswa PhD dalam epidemiologi dan radiologi di Erasmus, Vernooij dan Pauline Croll, percaya temuan itu dapat mengarah pada penelitian baru tentang bagaimana diet bisa mempengaruhi gangguan otak.
"Saya pikir hasil ini membuka banyak peluang," kata Croll. “Sudah diketahui bahwa diet sehat dikaitkan dengan kesehatan otak yang lebih baik, dan itu adalah pelindung terhadap neurodegeneration. Tetapi untuk benar-benar mengatakan bahwa diet yang baik dapat menurunkan risiko demensia, kita memerlukan penelitian yang lebih besar dan tindak lanjut yang lebih panjang. ”
Mereka berharap untuk melanjutkan pekerjaan mereka dan melihat apakah perubahan dalam diet dapat mempengaruhi volume otak. Dan mereka juga masih akan melihat apakah diet berpotensi meningkatkan volume untuk memperlambat atau membalikkan penurunan kognitif.