Sabtu 19 May 2018 06:52 WIB

Tabir Surya tidak Total Tangkal Sinar Matahari

Kanker kulit bentuk kanker paling umum di Amerika Serikat

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Tabir surya
Foto: mimifroufrou
Tabir surya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun lalu sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of American Osteopathic Association menjadi berita utama ketika itu menegaskan penggunaan tabir surya sebagian masalah untuk kekurangan vitamin D. Hal tersebut menjadi perbincangan luasa dan dilakukan penelitan lanjutan.

Berdebatan muncul lantaran secara konsisten memakai tabir surya adalah salah satu saran yang paling umum dari dokter. Haruskah risiko kekurangan vitamin D yang dapat menyebabkan tulang rapuh dan telah dikaitkan dengan resistensi insulin, tekanan darah tinggi dan penurunan fungsi kekebalan tubuh, di antara isu-isu lain melampaui nasihat itu?

"Saya pikir kita terlalu khawatir tentang vitamin D. Risiko kanker kulit jauh lebih besar daripada vitamin D rendah," kata Profesor dermatologi dan kedokteran di University of Pennsylvania yang tersertifikasi di bidang dermatologi dan penyakit dalam Dr. Victoria Werth, dikutip dari TIME, Sabtu (19/5).

Kanker kulit, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), adalah bentuk kanker paling umum di Amerika Serikat. Pada tahun 2014, tahun terakhir dengan data konklusif, lebih dari 76 ribu orang didiagnosis menderita melanoma, bentuk kanker kulit yang paling mematikan.

Mengingat betapa umum itu, Werth mengatakan, mencegah kanker kulit harus menjadi prioritas di atas melindungi terhadap kekurangan vitamin D. Sebab mungkin untuk mendapatkan beberapa vitamin D dari makanan seperti ikan, kuning telur, jamur, dan suplemen.

Werth mengatakan, adalah mitos yang memakai tabir surya benar-benar menghentikan penyerapan vitamin D dari sinar matahari. DIa menjelaskan pada kondisi 2 persen hingga 7 persen cahaya akan terlalui, tergantung pada SPF dari tabir surya.

Jika orang menggunakan tabir surya SPF 15, maka hanya 93 persen dari sinar yang diblokir, dan cukup sinar matahari yang bisa masuk untuk menyediakan cukup vitamin D," kata Werth.

Menghabiskan sekitar satu jam per hari di bawah sinar matahari tengah hari sambil memakai SPF 15 kemungkinan akan cukup untuk mendapatkan tingkat vitamin D. Kalau menggunakan tabir surya, hanya dibutuhkan sekitar 10 menit untuk mendapatkan cukup sinar matahari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement