Rabu 09 May 2018 18:40 WIB

Negara Ini Dinobatkan Paling Ramah Wisatawan Muslim

Malaysia menempati posisi teratas sebagai negara paling ramah wisatawan Muslim.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nur Aini
Salah satu daerah wisata di Phuket, Thailand
Foto: Phuket.net
Salah satu daerah wisata di Phuket, Thailand

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand menempati peringkat kedua sebagai destinasi wisata paling ramah Muslim di luar sejumlah destinasi (tujuan) di bawah non-Organisasi Kerja Sama Islam (non-OKI). Menurut Indeks Peringkat Perjalanan Muslim Global Mastercard-Crescent (GMTI) 2018, Malaysia dan Singapura telah mempertahankan posisi mereka sebagai destinasi dengan peringkat teratas di pasar travel Muslim global dengan nilai 220 juta dolar AS.

Dalam indeks tahun ini, Thailand meningkatkan peringkatnya dua tempat ke posisi 16 di antara 130 destinasi lainnya. Peningkatan tersebut dapat dikaitkan dengan upaya berkelanjutan yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan pariwisata Thailand dalam memperluas ketersediaan restoran halal dan mempromosikan destinasi di sana kepada wisatawan Muslim.

Di antara berbagai destinasi wisata non-OKI, Thailand mempertahankan posisi keduanya di belakang Singapura, sebagai destinasi yang paling ramah-Muslim bagi wisatawan. Sementara itu, Jepang dan Taiwan melonjak ke lima besar untuk pertama kalinya sejak GMTI dirilis.

Indeks Perjalanan Muslim Global 2018, yang mencakup 130 destinasi menunjukkan Malaysia mempertahankan tempat utama dalam keseluruhan peringkat (termasuk negara-negara OKI dan non-OKI). Sementara itu, pertumbuhan tahun ke tahun, Indonesia telah memperlihatkan bahwa negara tersebut bergerak ke posisi kedua bersama dengan Uni Emirat Arab.

Sejumlah destinasi Asia meningkatkan peringkat seiring dengan langkah mereka yang menyesuaikan layanan untuk menarik wisatawan Muslim. Indeks tersebut menyoroti kurangnya kehadiran teknologi digital yang kuat oleh sebagian besar destinasi.

Indeks tersebut secara resmi diluncurkan di Jakarta pada April lalu. Dalam laporan yang dikeluarkan indeks tersebut disebutkan bahwa pasar travel Muslim akan terus memperlihatkan pertumbuhan yang cepat guna mencapai nilai 220 miliar dolar AS pada 2020 dan 300 miliar dolar AS pada 2026.

Pada 2017, diperkirakan ada 131 juta kedatangan pengunjung Muslim secara global, yang naik dari 121 juta pada 2016. Angka tersebut diperkirakan akan tumbuh menjadi 156 juta pengunjung pada 2020, yang mewakili 10 persen dari segmen travel tersebut. Sementara itu, kedatangan pengunjung Muslim di Thailand diperkirakan mencapai 3,6 juta, sekitar 10 persen dari wisatawan ke Thailand pada 2017.

CEO Crescent & HalalTrip Fazal Bahardeen mengatakan, mereka kini mulai melihat dampak dari investasi dan komitmen yang ditunjukkan oleh berbagai destinasi di seluruh dunia dalam pasar travel Muslim, yang menuai hasil termasuk pergeseran nyata dalam peringkat tersebut. Ia mengatakan, upaya terpadu dari berbagai destinasi seperti Indonesia, Singapura, Jepang, dan Taiwan menggunakan data dan wawasan dari laporan GMTI sebelumnya harus dipuji karena mereka kini menutup kesenjangan tersebut.

"Tahun ini kami telah mengubah kriteria indeks untuk lebih mencerminkan strategi pertumbuhan yang diterapkan oleh berbagai destinasi untuk menyambut wisatawan Muslim yang menghasilkan gerakan positif di seluruh indeks," kata Bahardeen, dilansir di the Straits Times, Rabu (9/5).

Manajer negara untuk Thailand dan Myanmar di Mastercard, Donald Ong, mengatakan, Thailand tengah mengejar jajaran teratas dalam menarik pengunjung Muslim seiring dengan inisiatif pemerintah. Hal itu seperti Rencana Pembayaran Nasional Elektronik dan Kode QR yang distandardisasi. Inisiatif tersebut membuat perjalanan lebih aman dan nyaman bagi lebih banyak pengunjung internasional yang beragam.

"Thailand sudah menempati peringkat kedua di antara negara-negara non-OKI seiring pertumbuhan industri pariwisata kami yang memasuki segmen pasar yang semakin penting ini," kata Ong.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement