Rabu 09 May 2018 15:45 WIB

Cegah Penyakit Jantung dengan Rekomendasi WHO Ini

Kurangi asupan kalori dan lemak jenuh untuk jantung sehat.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Nur Aini
Nyeri di dada, bisa jadi pertanda sakit jantung
Foto: Boldsky
Nyeri di dada, bisa jadi pertanda sakit jantung

REPUBLIKA.CO.ID, GENEVA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan kepada masyarakat, khususnya orang dewasa dan anak-anak untuk mengkonsumsi kalori harian maksimum 10 persen. Pemenuhan konsumsi harian itu dalam bentuk lemak jenuh seperti daging dan mentega, dan juga satu persen lemak trans, dalam tujuan mengurangi risiko penyakit jantung.

Dilansir di Reuters, rancangan rekomendasi yang berisi imbauan itu ditujukan untuk mengurangi penyakit tidak menular, yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskular. Perkiraan kematian di seluruh dunia setiap tahun, terjadi sebanyak 72 persen dari 54,7 juta, dan di antaranya banyak yang belum menginjak usia 70 tahun.

"Asam lemak jenuh dan asam lemak trans dalam makanan merupakan perhatian khusus karena tingkat asupan yang tinggi berkorelasi dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular," kata Direktur Departemen Gizi untuk Kesehatan dan Pembangunan WHO,  Dr. Francesco Branca. Rekomendasi diet, kata dia, didasarkan pada bukti ilmiah yang dikembangkan dalam 15 tahun terakhir.

Lemak jenuh dapat ditemukan dalam makanan dari sumber-sumber hewani. Contoh lemak jenuh adalah mentega, susu sapi, daging, salmon, dan kuning telur.  Lemak jenuh juga ditemukan dalam beberapa produk turunan seperti coklat, cocoa butter, kelapa, kelapa sawit, dan minyak inti sawit.

“Seorang dewasa yang aktif membutuhkan sekitar 2.500 kalori per hari. Sehingga, kita berbicara tentang 250 kalori yang berasal dari lemak jenuh dan itu kira-kira sedikit kurang dari 30 gram lemak jenuh,” katanya.

Sementara lemak trans terjadi secara alami dalam daging dan produk susu. Tetapi sumber utamanya adalah produksi industri dan terkandung dalam makanan yang dipanggang dan digoreng, seperti kentang goreng dan donat, makanan ringan, dan minyak goreng dan lemak.

WHO menyatakan bahwa jumlah lemak jenuh dan lemak trans berlebihan harus diganti dengan lemak tak jenuh ganda, seperti ikan, minyak kanola, dan minyak zaitun. "Mengurangi asupan asam lemak jenuh telah dikaitkan dengan penurunan yang signifikan dalam risiko penyakit jantung koroner ketika digantikan dengan asam lemak tak jenuh ganda atau karbohidrat dari biji-bijian utuh," katanya.

Total konsumsi lemak, kata dia, tidak boleh melebihi 30 persen dari total asupan energi. Hal itu, kata dia,  untuk menghindari kenaikan berat badan yang tidak sehat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement