Sabtu 05 May 2018 07:05 WIB

Tinggal di London Disebut Picu Rasa Kesepian

slogan 'kerja, kerja, kerja' justru dianggap sebagai kewajiban yang membebani.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Esthi Maharani
London
Foto: VOA
London

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Tinggal di kota besar tidak selalu menyenangkan seperti kelihatannya. Paling tidak, itulah yang dirasakan warga London, ibu kota Inggris. Mereka mengatakan, tinggal di London memicu rasa kesepian karena sederet alasan berikut, dikutip dari laman Metro.

Komuter 'neraka'

Sebagian warga London menjuluki perjalanan kereta yang dihadapi setiap berangkat dan pulang bekerja sebagai komuter 'neraka'. Rata-rata memakan waktu 60 hingga 90 menit dan mereka lalui dengan rasa bosan.

Kerja, kerja, kerja

Bukannya memicu rasa semangat, slogan itu justru dianggap sebagai kewajiban yang membebani. Setelah melewati perjalanan komuter tidak menyenangkan, para karyawan akan bekerja sekitar 10 jam sehari.

Kelelahan

Setelah dua hingga empat jam perjalanan per hari ditambah jam kerja, hanya tersisa sedikit waktu. Mereka pun akhirnya kelelahan dan menggunakan waktu tersebut untuk tidur dan beristirahat.

Biaya hidup tinggi

Setiap orang di London bekerja keras untuk memenuhi biaya hidup yang cukup tinggi. Tidak banyak uang yang bisa dihamburkan untuk aktivitas sosial. Kalaupun ada, biasanya terbatas atau diprioritaskan untuk pasangan dan keluarga.

Minim kehidupan sosial

Berbeda dengan turis yang bersenang-senang di London, sebagian warga yang tinggal di sana mengatakan sebaliknya. Menurut mereka, terlalu banyak hal untuk dilihat tetapi tidak ada yang dapat menemani untuk melihatnya.

Hidup masing-masing

Tidak sedikit yang merasa kesepian karena setiap orang disibukkan dengan kehidupan masing-masing. Jarang terdapat irisan sosial karena setiap orang lebih mementingkan keluarga, keuangan, masalah pribadi, atau kesehatan mentalnya sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement