REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu upaya mendukung program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah adalah dengan membangun rumah permanen instan. Pembangunan rumah jenis ini cukup terjangkau kemampuan masyarakat dengan tetap memperhatikan kualitas dan kenyamanan penghuninya.
Konsep tersebut terlihat pada rumah Domus, yang proses pengerjannya hanya membutuhkan waktu sekitar lima hari kerja. Domus menggunakan sejumlah material modern yang dijamin akurasinya sehingga mampu menghemat biaya pembangunan dan menekan harga jualnya.
"Ini bisa murah karena sudah presisi, memangkas waktu kerja tukang dan tidak ada material bangunan yang terbuang," kata Stephanus Koeswandi, Vice President PT Tatalogam Lestari, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (3/5).
Pada pameran Indobuildtech ke-16, yang berlangsung dari 2 hingga 6 Mei 2018 di ICE BSD City, Tangerang – Indonesia, PT Tatalogam Lestari, kembali memperkenalkan produknya tersebut kepada publik.
Dengan System Domus baru ini, masyarakat bisa membangun Ruko, Gudang, Pabrik, Sekolah, Pasar dan berbagai bangunan lain dengan cepat, kuat dan aman. Material utama yang digunakan adalah Purlin dan Praktis.
Purlin adalah profil baja galvanis yang mempunyai ukuran dan ketebalan tertentu. Berbahan baku baja Hiten yang lebih kuat dari baja konvensional. Produk ini dijamin awet dalam jangka panjang, baik untuk pemasangan di dalam maupun luar ruangan.
Sedangkan Praktis, berfungsi untuk membentuk kolom praktis pada bangunan yang tidak memerlukan perakitan besi beton, bekisting maupun pengecoran. Praktis berbahan baku galvanis sehingga dijamin tahan terhadap air adukan semen.
Tukang bangunan yang mengerjakan Domus itu sebelumnya telah dilatih di fasilitas khusus yang dikelolanya. Sehingga tukang yang dibutuhkan untuk membangun rumah Domus hanya berkisar lima orang.
Mereka sudah memiliki keahlian dibidang pengecatan, pemasangan rangka baja ringan, dan bidang lain yang dibutuhkan. Domus sangat cocok untuk bangunan tipe 21, 30, 36 hingga 45. Namun, bila ingin mengembangkan sendiri bisa dibuat bangunan bertingkat atau ukuran yang lebih luas.
Dalam pameran tersebut pihaknya juga memeprkenalkan produk baja ringan Taso. Produk ini telah memiliki sertifikat SNI dan telah diuji di laboratorium PUSKIM di Bandung dan laboratorium struktur dan bahan Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITB. “Jadi produk kami telah terbukti keunggulannya dibanding produk-produk lain, dikarenakan TASO sudah sesuai SNI," kata Stephanus.
Indobulitdtech Expo 2018 merupakan pameran produk bangunan yang tahun ini diikuti sekitar 500 peserta termasuk dari mancanegara. Dalam pameran ini juga terdapat beberapa forum diskusi yang dapat diikuti pengunjung pameran.
Antara lain Seminar Urban Sustainability on Transit Oriented Development (TOD), Sustainable Housing Development bersama POKJA PKP (Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman) dan Indobuildtech Architect Forum oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Banten.