Kamis 03 May 2018 15:23 WIB

Perusahaan Wisata Bersiap Peluncuran Visa Turis Saudi

Visa turis ke Saudi diperkirakan sudah dibuka akhir 2018.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Indira Rezkisari
Belanja emas di Pasar Emas Balad di Kota Tua Jeddah bisa jadi pilihan wisata di Saudi.
Foto: EPA
Belanja emas di Pasar Emas Balad di Kota Tua Jeddah bisa jadi pilihan wisata di Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Hotel dan operator tur di Arab Saudi bersiap menerima lonjakan pengunjung setelah kebijakan visa turis diresmikan. Menurut Saudi Commission for Tourism and National Heritage (SCTNH). Kebijakan tersebut sedang menunggu pengesahan.

"Kami dengar bahwa visa turis akan siap sebelum November 2018," kata Supervisor Departemen IT di Allied Solutions Saudi Arabia, Othman Gabr pada Salaam Gateway. Allied Solutions dimiliki oleh Resort Holding yang berbasis di Jeddah.

Portofolionya termasuk operator tur National Vacation Co, operator hotel La Fontaine, penyedia jasa tur umrah Afwaj dan aplikasi pemesanan perjalanan Otlat. Mereka bersiap untuk menerima lonjakan pemesanan paket wisata.

Menurut Lembaga Statistik, Saudi menerima sekitar 18 juta pengunjung sepanjang tahun 2017. Sebanyak 2,35 juta diantaranya adalah jamaah haji dan 6,75 juta adalah jamaah umrah. Pencatatan dilakukan sejak 2 Oktober 2016 hingga akhir September 2017.

Saudi berencana meningkatkan jumlah kunjungan ini jadi 30 juta orang pada 2030. Berbagai proyek ambisius pun dikerjakan untuk dapat mencapainya. Salah satunya adalah peluncuran visa turis yang dinilai bisa menarik lebih banyak pengunjung.

National Vacation Co telah meluncurkan WayToSaudi.com dengan platform berbahasa Inggris dan Arab. Situs tersebut menyediakan berbagai informasi pariwisata, penawaran perjalanan dan profil tempat-tempat wisata.

"Kami telah bekerja dengan pariwisata inbound sejak 2007, kami punya banyak penawaran untuk kunjungan ke situs-situs bersejarah, seperti Mada'in Saleh," katanya. Ada juga turisme penyelaman di Yanbu dan King Abdullah Economic City (KAEC).

Tempat ini dekat dengan Laut Merah dan Jeddah yang merupakan tempat bandara tersibuk di Saudi. Jeddah sendiri telah menjadi fokus utama pengembangan pariwisata Saudi.

Dalam beberapa waktu terakhir, banyak perusahaan pariwisata dan terkait telah melirik juga melakukan penjajakan. Baik dari dalam maupn luar negeri. Sebut saja grup Al Hokair yang baru menandatangani kesepakatan dengan InterContinental Hotels Group.

Kedua perusahaan sepakat membuka Holiday Inn Express pertama di Jeddah yang akan menawarkan akomodasi di taraf medium. Di segmen mewah, ada Boudl Hotels and Resort yang membuka Narcissus Resort and Spa Obhur dengan nilai satu miliar riyal Saudi.

Direktur Sales and Marketing Narcissus Hotel and Residences, Riyadh, Hatem Aloul mengaku yakin negara Barat akan mulai melirik jika visa turis telah siap. "Saya pikir akan lebih banyak orang Eropa yang berkunjung daripada orang Arab," katanya.

Banyak orang Eropa suka situs-situs padang pasir seperti Piramida. Selain itu, turis Rusia juga menjadi pihak yang ditunggu-tunggi karena mereka suka dengan Laut Merah. Namun secara umum, negara mana pun bisa sangat tertarik.

Menurut laporan Arabian Travel Market 2018, pasar hospitality diperkirakan akan berkembang 13,5 persen per tahunnya dalam lima tahun mendatang. Kepadatan akan bertambah delapan persen di King Khalid International Airport Riyadh dan enam persen di King Abdulaziz International Airport di Jeddah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement