REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia punya peluang besar menjadi destinasi wisata vegetarian tingkat dunia seiring dengan meningkatnya komunitas vegetarian di tingkat global. Indonesia punya keragaman hayati dan kuliner yang tinggi guna mengembangkan wisata vegetarian.
Hal tersebut dikatakan Menteri Pariwisata Arief Yahya saat meluncurkan Konser Budaya Alam Nusantara di Balairung Soesilo Soedarman, Kantor Kementerian Pariwisata, Rabu (2/5). Konser ini digelar oleh Rumah Alam Bahagia ini dalam rangka memperkenalkan dan mempromosikan komunitas vegetarian untuk mendukung pengembangan kepariwisataan Indonesia.
"Komunitas vegetarian di dunia mencapai 500 juta orang. Terbesar ada di India sebanyak 350 juta dan Cina 50 juta," ujar Menpar Arief Yahya.
Jumlah itu tentunya sangat potensial, sebab wisatawan asal dua negara itu adalah yang terbesar dalam kunjungan ke Indonesia. Wisatawan asal Cina misalnya, pada 2017 lalu mencapai 2,2 juta wisatawan. Pertumbuhannya tertinggi mencapai 42 persen.
Sedangkan wisman asal India pertumbuhannya juga terus meningkat.
"Pada 2017 lalu tercatat ada 500 ribu wisman India yang berkunjung ke Indonesia. Tahun ini ditargetkan pertumbuhannya mencapai 40 persen, mencapai 700 ribu wisman," ujar Arief Yahya.
Posisi Indonesia saat ini menurut The Global Vegetarian Index yang dikeluarkan oleh Oliver’s Travel masuk dalam peringkat ke-16 dari 183 negara yang ramah vegetarian atau masuk Top-20 Vegetarian-Friendly Countries.
“Ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi menjadi salah satu negara tujuan destinasi wisata vegetarian kelas dunia dan banyak diminati para wisatawan dari komunitas vegetarian dunia,” kata Arief Yahya.
Ia pun menyambut positif inisiatif komunitas vegetarian Indonesia yang telah mengurutkan 10 makanan terlezat vegetarian di Indonesia. Sehingga bisa dipromosikan dengan baik ke wisatawan.
10 makanan tersebut diantaranya gado-gado, pecel, sayur asem, ketoprak, tempe dan lainnya.
"Tempat wisata dan industri sudah harus memikirkan kebutuhan wisatawan akan hal ini. Rekan-rekan di Bali sudah harus lebih siap menyediakan hal ini, karena mayoritas kunjungan wisatawan ke Bali. Dan daerah lainnya juga perlu bersiap," kata Arief Yahya.