Rabu 02 May 2018 06:46 WIB

Makanan 'Normal' Ini Dilarang di Negara Tertentu

Makanan yang dianggap normal di negara asal, bisa jadi tak boleh dikonsumsi.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ani Nursalikah
Menguyah permen karet
Foto: Boldsky
Menguyah permen karet

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Negara tempat kita tinggal sangat berpengaruh pada apa yang disantap sehari-hari. Makanan yang dianggap normal di negara asal, bisa jadi tidak boleh dikonsumsi di sejumlah negara. Berikut sederet makanan 'normal' yang dilarang di negara tertentu, dikutip dari laman Mental Floss.

- Ikan buntal

Uni Eropa melarang konsumsi ikan buntal alias ikan fugu demi alasan kesehatan. Racunnya disebut 1.200 kali lebih mematikan dibandingkan sianida dan hanya boleh diolah oleh koki yang sangat berpengalaman.

- Permen karet

Singapura secara konsisten menjaga negaranya berada di peringkat puncak daftar kota terbersih sedunia. Untuk mendukung kondisi itu, Singapura melarang penjualan permen karet sejak 1992 karena menganggapnya bisa mengotori kota.

- Saus tomat

Sejak 2011, Prancis melarang sekolah-sekolah menyajikan mayones dan saus tomat sehari dalam sepekan. Sebab, ada satu hari khusus di mana para siswa diarahkan untuk menyantap kuliner tradisional khas negara tersebut.

- Samosa

Pastri khas India berbahan kentang rebus dengan potongan daging berbumbu rempah-rempah ini dilarang di Somalia. Larangan berlaku setelah sejumlah penjual ketahuan menjajakan samosa dari bahan daging mentah.

- Kedelai

Lebih dari separuh negara Uni Eropa, termasuk Austria, Bulgaria, Yunani, Hungaria, dan Luksemburg, melarang konsumsi kacang kedelai. Namun, yang dilarang adalah kacang kedelai yang menerapkan rekayasa genetika.

- Salmon budidaya

Australia dan Selandia Baru melarang konsumsi ikan salmon yang dibudidayakan dengan tambahan petrokimia untuk membuat warnanya bersemu merah muda. Bahan kimia itu belum terbukti aman dikonsumsi manusia dan dapat merusak penglihatan.

- Garam dan merica

Bukan negara tertentu yang melarang garam dan merica, tetapi stasiun ruang angkasa. Partikelnya tentu akan mengambang dan tak bisa digunakan membumbui makanan, sehingga diganti dengan cairan infus dengan rasa serupa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement