Setelah sempat berhenti mengatur nafas dan meneguk air, kami akhirnya sampai di pos 1. Disinilah tempat bagi pendaki beristirahat di sepanjang jalur pendakian. Di sini para pendaki juga bisa menikmati berbagai makanan yang dijual masyarakat.
Menunya sederhana. Mulai dari goreng-gorengan seperti pisang, tahu, tempe serta yang paling favorit adalah potongan buah semangka. Nikmat dan segar.
Menikmatinya sambil bercengkrama dengan teman dan sesama pendaki bisa membuat badan terasa segar dan siap melanjutkan perjalanan. Di sepanjang jalur menuju Ranu Kumbolo terdapat empat pos. Di setiap pos kita bisa menemui masyarakat Ranupani yang juga menjual gorengan dan buah-buahan.
"Kami dari desa Ranupani, semua bahannya kita bawa dari bawah (desa). Kami buka dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore," ujar salah seorang penjual di Pos 2.
Pendaki saat beristirahat di Pos Pendakian 2
Jarak dari pos satu ke pos lainnya berbeda-beda. Jalur yang harus dilalui pun berbeda. Dari pintu masuk hingga pos 2 misalnya. Pendaki masih disuguhi jalan yang sedikit lebar. Jalurnya pun sudah terbuka dengan rapi. Hanya saja, tingkat kemiringan jalur mulai meningkat.
Namun setelah melewati pos 2 menuju pos 4, jalur menjadi semakin sempit. Jalur yang ada hanya bisa dilalui satu orang. Jika berpapasan dengan pendaki yang baru turun, salah satu harus mengalah.
Dengan tenaga yang mulai terkuras, jalur yang tingkat kemiringannya sebenarnya sama dengan sebelumnya jadi terasa lebih berat. Terutama di jalur dari pos 3 menuju pos 4. Disinilah jalur dengan titik kemiringan tertinggi menuju Ranukumbolo. Jalurnya berupa tanah. Sehingga kita harus sangat berhati-hati dalam menapak.
Pendaki saat hendak turun menuju Pos 3
Akan tetapi, jika pemandangan selama perjalanan sebelumnya lebih ke hutan yang terbuka, maka dari pos 2 ke 4 kita mulai memasuki hutan. Ilalang yang tinggi terkadang harus kita terabas. Belum lagi di beberapa titik kita akan menemui bekas longsoran.