REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Jalur pendakian Gunung Semeru kembali dibuka pada 4 April 2018 kemarin. Sebelumnya, jalur pendakian ditutup selama tiga bulan lebih terhitung mulai 1 Januari 2018 karena cuaca buruk serta untuk pemulihan ekosistem secara alamiah di sepanjang jalur pendakian.
Juga dalam upaya menjaga dan memelihara keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, beserta ekosistemnya yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Sebagai salah satu tujuan favorit wisatawan penyuka alam dan petualangan, dibukanya kembali pendakian jalur pendakian Semeru tentunya langsung disambut antusias. Tidak hanya wisatawan lokal, tapi juga wisatawan mancanegara yang ingin menikmati suasana alam dan indahnya jalur pendakian Semeru.
Republika cukup beruntung karena berkesempatan mendaki di awal-awal dibukanya kembali jalur pendakian. Tepatnya pada 7 hingga 8 April lalu.
Bagaimana kondisi jalur pendakian Gunung Semeru saat baru dibuka?
Setelah beristirahat di homestay Desa Ranupani dan mempersiapkan segala peralatan dan logistik yang akan dibawa, bersama 12 orang rekan lainnya, Republika menuju pos pendaftaran pendakian di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Meski hari masih pagi, seratusan pendaki telah ada lebih dulu.
Pendaki saat berangkat menuju jalur pendakian Gunung Semeru dari pos pendaftaran di Desa Ranu Pani, Lumajang, Jawa Timur