Sabtu 28 Apr 2018 08:05 WIB

Museum KAA Gelar Jelajah Malam

Pengunjung diajak ke balkon ruang utama Gedung Merdeka.

Museum Konferensi Asia Afrika
Museum Konferensi Asia Afrika

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) menggelar kegiatan jelajah malam bagi pengunjung, Jumat (27/4). Kegiatan tersebut sebagai rangkaian acara peringatan 63 tahun pertemuan bangsa-bangsa di dua benua tersebut.

"Tema jelajah malam museum KAA kali ini mengusung tema 'Beyond the Bandung Spirit'. Jadi pengunjung diajak meraih pesan perdamaian KAA di masa silam untuk selanjutnya mewujudkan kerja sama dan persahabatan antarwarga Asia-Afrika," ujar Kepala Museum KAA, Meinarti Fauzie di Bandung, Jumat.

Untuk bisa menikmati suasana museum malam hari, tidak semua masyarakat umum bisa masuk. Museum membatasi pengunjung hingga 300 orang yang disaring melalui pendaftaran secara online dari Selasa (10/4) hingga Kamis (19/4).

Mereka dibimbing puluhan edukator dan diperkenalkan mengenai sejarah tercetusnya konferensi hingga tonggak awal merdekanya bangsa-bangsa di Asia Afrika setelah pertemuan di Bandung pada 1955. "Mereka juga mengajak pengunjung membaca Dasasila Bandung di ruang utama supaya bisa merasakan lembali nilai-nilai kesetaraan, kerja sama, toleransi, dan hidup berdampingan," katanya.

Menurut dia, jelajah malam museum KAA ini bukan yang pertama kalinya. Pada 2017, Museum KAA telah menggelar sebanyak empat kali pada hari besar nasional. Namun untuk 2018, acara kali ini merupakan yang pertama kali dalam rangkaian memperingati KAA.

Hal yang membedakan dari penyelenggaraan tahun lalu, yakni pengunjung diajak ke balkon ruang utama Gedung Merdeka. Pada hari-hari biasa, balkon ini tidak boleh digunakan, kecuali untuk acara besar.

"Titik ini menjadi salah satu tempat terbaik merasakan kemegahan arsitektur Gedung Merdeka. Di titik ini pula terdapat ruang perdana menteri sponsor KAA yang digunakan 63 tahun silam," katanya.

Melalui acara jelajah malam Museum KAA, pengelola berharap pengunjung mendapatkan pengalaman lebih dan sensasi baru berwisata malam hari sambil belajar sejarah KAA. Salah satu pengunjung, Anarima Safitri (20 tahun), mengaku baru pertama kali merasakan sensasi datang ke museum tersebut pada malam hari. Menurut dia, terdapat perbedaan kesan ketika mengunjungi Museum KAA pada siang dan malam hari.

"Rasanya ada aura-aura yang nggak bisa digambarkan kalau malam hari. Seolah-olah, konferensi KAA puluhan tahun lalu sedang berlangsung," kata dia.

Ia berharap, jelajah malam museum ini tidak hanya digelar saat perayaan memperingati KAA saja, namun dapat rutin digelar setiap sebulan sekali. "Inginnya minimal sebulan sekali karena nggak pernah bosen ke sini. Terus banyak informasi yang benar-benar kita perlu ketahui mengenai sejarah KAA," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement