Senin 23 Apr 2018 18:39 WIB

Kopi Merapi dan Gayo Semarakkan Festival di Helsinki

Helsinki Coffee Festival 2018 digelar 20 hingga 22 April 2018.

Usaha pengolahan kopi tradisional dari lereng Gunung Merapi, Yogyakarta.
Foto: Rizma Riyandi/Republika
Usaha pengolahan kopi tradisional dari lereng Gunung Merapi, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kopi Merapi dari lereng Gunung Merapi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kopi Gayo turut menyemarakkan pameran "Helsinki Coffee Festival 2018". Ajang itu digelar 20 hingga 22 April 2018, di Kaapelitehdas, Helsinki, Finlandia.

"Promosi kedua jenis kopi tersebut merupakan salah satu bentuk promosi yang dilakukan KBRI Helsinki bekerja sama dengan Kabupaten Sleman dan koperasi kopi Arinagata," kata Kepala Bagian Humas Setda Kabupaten Sleman Sri Winarti, Senin (23/4).

Menurut dia, Finlandia merupakan negara dengan tingkat konsumsi kopi tertinggi di dunia, 12 kilogram per orang per tahun. Dengan populasi 5,5 juta jiwa dan GDP pada 2017 45.884 Dollar Amerika Serikat per kapita per tahun, negara ini merupakan pasar kopi sangat menggiurkan.

"Mempertimbangkan potensi tersebut, Duta Besar Republik Indonesia untuk Finlandia merangkap Estonia, Wiwiek Setyawati Firman melihat pentingnya Indonesia untuk terus mempromosikan kopi kepada masyarakat Finlandia secara berkesinambungan," katanya.

Promosi Kopi melalui pameran Helsinki Kopi Festival yang telah dilakukan semenjak 2016 merupakan salah satu platform yang efektif untuk mempromosikan kopi Indonesia di kawasan ini. "Tahun ini, Indonesia fokus mempromosikan dua jenis kopi dari Indonesia, yaitu Kopi Aceh Gayo dan Kopi Merapi dari Sleman, Yogyakarta. Selama pelaksanaan Helsinki Coffee Festival," katanya.

Kopi-kopi Indonesia menjadi salah satu pusat perhatian para pecinta kopi, pemilik roaster, dan kafe yang berasal dari Finlandia dan juga dari beberapa negara tetangga, seperti Estonia dan Latvia.

Ia mengatakan, dalam upaya untuk mempromosikan dan mengedukasi publik Finlandia mengenai Kopi Merapi, Bupati Sleman Sri Purnomo memanfaatkan panggung utama yang disediakan panitia, untuk mengenalkan kopi Merapi dan bagaimana para petani kopi bangkit kembali setelah bencana meletusnya Gunung Merapi pada 2010.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement