Senin 23 Apr 2018 13:37 WIB

UNESCO Soroti Sampah di TN Komodo

Saat wisatawan asing menyelam, mereka hanya mendapati sampah dan kerusakan ekosistem.

Komodo berada dihabitat asliya di Pulau Komodo, Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (9/12).
Foto: Republika/Prayogi
Komodo berada dihabitat asliya di Pulau Komodo, Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (9/12).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Sampah kini menjadi hal yang sangat mengganggu di Taman Nasional (TN) Komodo. Bahkan, masalah sampah ini sudah disoroti Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). 

"Selama ini wisatawan asing memang paling mengeluh soal sampah di Komodo. Masalahnya sekarang belum teratasi juga sehingga lembaga internasional UNESCO pun sudah mulai menyoroti," kata Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Nusa Tenggara Timur Abed Frans di Kupang, Senin (23/4).

 

Abed menjelaskan, para wisatawan mengutarakan pengalaman mereka menyelam di perairan TN Komodo pada tahun-tahun sebelumnya mendapati pemandangan yang berbeda dengan kondisi saat ini. "Kasihan wisatawan yang spesialis menyelam dan berselancar. Bukannya pemandangan bawah laut indah yang mereka dapati, tapi malah sampah dan dampak kerusakan ekosistem yang dijumpai," katanya.

photo
Pulau Komodo

 

Abed khawatir jika persoalan ini tidak ditangani lebih serius oleh pemerintah daerah maupun otoritas terkait, kerusakan lingkungan laut di kawasan wisata yang terkenal sebagai habitat satwa purba komodo (Varanus komodoensis) itu akan mencapai titik kritis.

 

Untuk itu, dia meminta pengawasan intensif terhadap kawasan perairan serta penerapan aturan yang tegas terhadap aktivitas nelayan yang tidak ramah lingkungan. "Karena ini bukan lagi persoalan sepele, mengingat dunia pun sudah menyoroti. Jika tidak diatasi maka dampak selanjutnya wisatawan akan berpindah ke lokasi selam atau berselancar lainnya," katanya.

 

Dia memastikan Asita sebagai bagian dari pelaku wisata siap membantu otoritas terkait untuk penanganan masalah sampah di TNK. "Melalui perwakilan kami di Manggarai Barat bersama himpunan pramuwisata setempat siap membantu penanganan sampah ini," katanya.

 

Abed berharap penanganan sampah yang juga didukung penuh pemerintah pusat ini segera teratasi. Dengan demikian, kekhawatiran masyarakat dunia terhadap kelangsungan ekosistem di kawasan wisata habitat satwa purba komodo yang merupakan salah satu keajaiban dunia (new seven wonders) ini makin berkurang. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement