Senin 16 Apr 2018 19:52 WIB

Yayasan Perguruan Al-Iman Ajak Murid dan Guru Kunjungi IBF

Sejak setahun lalu, murid-murid Sekolah Al-Iman menabung untuk membeli buku di IBF.

Pengunjung mendatangi stan Al-Mawardi di ajang Islamic Book Fair (IBF) 2017 yang digelar di JCC, Jakarta, tahun lalu. IBF 2018 akan digelar di JCC, 18-22 April 2018.
Foto: Irwan Kelana/Republika
Pengunjung mendatangi stan Al-Mawardi di ajang Islamic Book Fair (IBF) 2017 yang digelar di JCC, Jakarta, tahun lalu. IBF 2018 akan digelar di JCC, 18-22 April 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islamic Book Fair (IBF) Ikapi DKI 2018 akan digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu-Ahad (18-22 April 2018). Pameran buku Islam yang ditengarai terbesar di Asia Tenggara (ASEAN) ini sudah ditunggu-tunggu masyarakat.

Even  tahunan yang digagas oleh Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI 17 tahun yang lalu, sudah menjadi agenda tetap tahunan bagi masyarakat Muslim Indonesia. Bahkan, banyak pula pengunjung IBF yang berasal dari luar negeri, khususnya ASEAN dan Timur Tengah (Timteng).

Salah satu kelompok pengunjung IBF selama ini adalah kalangan sekolah dan pondok pesantren (ponpes).  Yayasan Perguruan Al-Iman, misalnya. Lembaga pendidikan yang berlokasi di Citayam, Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat itu  sudah menjadwalkan untuk mengajak seluruh  murid dan gurunya mengunjungi IBF.

“Kami akan mengajak 500 murid dan guru Sekolah Al-Iman untuk  berkunjung ke arena IBF di JCC pada Rabu (18/4),” kata Ketua Umum Yayasan Perguruan Al-Iman, Afrizal Sinaro kepada Republika.co.id, Senin (16/4).

Ia menambahkan, kegiatan ini memang sudah di agendakan sejak setahun yang lalu. “Murid-murid  dihimbau untuk menabung dan mereka diharuskan membeli buku pada saat kunjungan tersebut,” ujarnya.

Afrizal mengemukakan, banyak manfaat yang didapat dari  kunjungan murid-murid sekolah dan pesantren ke ajang  IBF. Di samping mendapatkan buku baru  maupun lama yang bermutu dan diskon yang besar, para siswa dan santri  juga bisa mengikuti berbagai kegiatan edukasi yang sudah disiapkan oleh panitia,” kata Afrizal yang juga direktur Penerbit Al-Mawardi Prima.

Ia mengungkapkan, terkait pengembangan program literasi, para guru Sekolah Al-Iman juga punya program wajib baca buku dua judul setiap semester. Buku-buku  pengayaan dan penunjang pendidikan bagi guru disiapkan oleh pengurus yayasan.

“Setelah membaca buku tersebut, setiap guru diharuskan mempresentasikan isi buku itu di depan teman-teman guru,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement