Senin 16 Apr 2018 08:15 WIB

Serunya Arung Jeram di Sungai Elo

Sepanjang perjalanan, pemandu menjelaskan tempat bersejarah di sekitar sungai.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ani Nursalikah
Wisata arung jeram di Sungai Elo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Foto: Republika
Wisata arung jeram di Sungai Elo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Wisata air memang tidak melulu harus ke laut. Di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah misalnya, terdapat wisata air arung jeram di Sungai Elo yang kerap diserbu wisatawan pada akhir pekan.

Sungai Elo memang bukan sekadar aliran air hampa yang tidak memiliki kehidupan. Bahkan, tiap meternya memiliki aktivitas seru yang dapat memanjakan dahaga para wisatawan untuk bertualang.

Sejak dulu, sungai sepanjang 12 kilometer itu memang sudah dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk berbagai kegiatan. Mulai dari mandi, cuci, kakus, memancing, sampai wisata petualangan seperti arung jeram.

Memiliki setidaknya lima jeram, pengunjung yang ingin menikmati serunya arung jeram memang harus datang berkelompok. Peerahu yang digunakan cukup diisi enam orang ditambah satu pemandu.

Sejumlah paguyuban-paguyuban tur telah menyediakan jasa paket sehingga pengunjung tidak direpotkan. Jasa tersebut mulai dari perahu, jasa pemandu, tempat bilas, tempat beristirahat, angkutan umum sampai makan telah diatur.

Harga berkisar Rp 700-800 ribu untuk setiap perahu yang berisikan enam penumpang. Titik kumpul awal tempat membawa peralatan berada di Desa Mendut, dan perjalanan akan berakhir di Desa Blondo.

Dari Desa Mendut, biasanya telah disediakan angkutan umum (angkot) yang membawa peserta, peralatan seperti rompi, helm dan kayuh sampai perahu. Perahu biasanya dibawa dengan diikat di atas kendaraan. Sesampainya di titik awal, peserta diberikan penjelasan oleh pemandu sekaligus instruktur arung jeram, mulai dari cara mendayung, sampai cara-cara menyelamatkan teman yang tercebur ke sungai.

Selesai berdoa, satu per satu peserta menuruni jalan setapak untuk sampai ke bibir sungai. Kemudian, peserta dipersilakan menempati perahu sesuai kelompok masing-masing yang tadi telah terbagi.

"Nanti mohon maaf bila saya agak keras memberikan instruksi, tapi itu semata-mata untuk keselamatan kita bersama," kata Fardan, salah satu pemandu di perahu sebelum memulai perjalanan.

Dalam kesempatan itu, mantan atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) yang tergabung di Netral Rafting ini diperbantukan menjadi pemandu di Delta Rafting. Perjalanan pun dimulai dengan arus-arus tenang.

Sepanjang perjalanan, pemandu memberikan penjelasan mulai dari tempat-tempat yang ada di sekitaran sungai, bangunan-bangunan yang ada sampai sejarah. Sungai Elo berada dekat candi-candi.

Candi Borobudur dan Candi Mendut jadi salah dua candi yang lokasinya cukup dekat Sungai Elo. Bahkan, salah satu alirannya berada tepat di belakang kompleks Candi Mendut.

Banyak memang cerita yang didapatkan sepanjang perjalanan, mengingat Sungai Elo membelah dua kecamatan, yaitu Muntilan dan Mungkid. Setiap mendekati jeram, pemandu tidak lupa mengingatkan peserta untuk bersiap.

Saat melintasi aliran-aliran yang tenang, peserta memang tidak dilarang berenang atau menceburkan peserta dari perahu lain. Namun, bercanda memang tidak dianjurkan setiap mendekati jeram.

Pepohonan yang masih asri menjadi selimut di sepanjang perjalanan karena memang terhampar dari garis awal sampai garis akhir. Sayang, sampah-sampah masih terlihat walau sudah ada imbauan keras menjaga kebersihan sungai.

"Sayang ya, jadi kelihatan sampah-sampah di pinggirannya," ujar Marochin, salah satu peserta.

photo
(Republika)

Sepanjang perjalanan, dapat ditemui pula masyarakat sekitar yang tengah memancing. Jika sudah setengah perjalanan, perahu-perahu akan menepi ke tempat beristirahat (rest area).

Sudah tersedia kelapa-kelapa segar yang menjadi pelepas dahaga usai menyusuri Sungai Elo. Tersedia pula kue-kue basah yang menjadi bagian paket wisata, dan dapat dinikmati untuk mengisi ulang tenaga yang habis.

Pondok Rejosari dan Paradise Bali jadi salah dua titik akhir atau tempat kumpul yang tersedia. Di sana, sudah ada tempat berbilas yang bisa digunakan peserta, sekaligus balai-balai yang bisa dipakai untuk beristirahat.

Paket yang ditawarkan biasanya mencakup makan besar yang sudah tersaji di balai-balai titik kumpul yang sebagian besar bergaya resto kolam. Karenanya, sebelum pulang, pengunjung bisa melepas lelah sambil menyantap makanan dan memancing ikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement