REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tanah Indonesia yang subur adalah rumah bagi ribuan tanaman herbal yang menjadi bahan dasar racikan jamu. Jamu merupakan salah satu warisan leluhur Tanah Air yang sudah selayaknya dilestarikan. Namun sayangnya kian hari minat generasi muda mempelajari dan mengonsumsi jamu tradisional kian luntur.
Kaum muda saat ini lebih melirik kopi sebagai minuman primadona. Pikiran inilah yang mengusik benak Nova Dewi, pendiri kafe Suwe Ora Jamu. "Saya ingin membagi ilmu tentang jamu dan mengenalkan konsep yang segar tentang jamu," ungkapnya saat ditemui Republika.co.id.
Sejak kecil, dirinya telah akrab dengan tanaman herbal lantaran sering membantu sang nenek meracik aneka jamu. Beranjak dewasa, Nova kerap mengikuti workshop makanan herbal di sela-sela kesibukan kuliahnya di ilmu bisnis. Berbekal ilmu dan panggilan hatinya untuk melestarikan jamu, ia pun mendirikan kafe khusus jamu bersama sang suami di Petogogan, Jakarta Selatan.
"Saya ingin membawa jamu to the next level. Jika selama ini jamu itu kesannya kuno, pahit, dan hanya diminum sebagai obat, maka kita ingin mengajak generasi muda minum jamu sebagai bagian dari gaya hidup," kata wanita asal Surabaya itu.
Setelah melalui penelitian bertahun-tahun, Nova pun dengan percaya diri memperkenalkan racikan modern jamu dengan konsep mocktail. Bila menengok artinya, mocktail adalah minuman yang diracik dari aneka campuran sari buah atau jus yang ditambah soda. Konsep serupa diadopsi Nova untuk mocktail jamu namun bahan-bahan dasarnya adalah rempah-rempah seperti kunyit, rosella, dan jahe merah.
Menurut dia, tantangan saat ini bukan saja mengenalkan jamu kepada generasi muda. Akan tetapi Jakarta sebagai 'melting pot' manusia dari beragam negara membuatnya berhasrat mengenalkan jamu kepada warga negara asing."Dengan dihadirkan sebagai mocktail, jamu terkesan lebih fun tanpa meninggalkan khasiat herbal yang terkandung di dalamnya," imbuh Nova.