Ahad 08 Apr 2018 15:55 WIB

Putri Charlotte akan Mencetak Sejarah Saat Adiknya Lahir

Untuk pertama kali Charlotte berpeluang sebagai Ratu Inggris meski beradik laki-laki.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Indira Rezkisari
Putri Charlotte
Foto: EPA
Putri Charlotte

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Akhir bulan ini, Duke dan Duchess of Cambridge akan menyambut anak ketiga mereka ke dunia. Kelahiran tersebut ternyata sangat penting bagi Putri Charlotte.

Sebab Putri Charlotte akan menjadi wanita kerajaan pertama yang mempertahankan klaimnya atas tahta, terlepas apakah bayi baru itu laki-laki atau perempuan. Sebelumnya, dalam Crown Act 2013, klaim seorang wanita kerajaan ke tahta akan berkurang oleh kedatangan adik laki-laki.

Aturan legislatif yang disahkan lima tahun lalu namun menyatakan dalam menentukan suksesi tahta, gender individu yang lahir setelah 28 Oktober 2011 tidak menjadikannya gugur terhadap haknya akan tahta kerajaan. Artinya, jika Pangeran George dilahirkan sebagai perempuan sekalian pada 22 Juli 2013 ia akan tetap bisa mempertahankan posisinya sebagai calon Raja Inggris dalam urutan ketiga, setelah kakeknya Pangeran Charles dan ayahnya Pangeran William.

Baca juga: Pangeran George dan Putri Charlotte Senang Membuat Piza

Dalam aturan suksesi tahta sebelumnya, yang tercatat dibuat sejak 1701, menyatakan laki-laki akan selalu didahulukan dari saudara perempuan mereka.

Ketika Putri Charlotte lahir pada 2 Mei 2015, diumumkan bahwa dia secara otomatis akan diberikan gelar Her Royal Highness. Sebelum aturan di tahun 2012, sebagai anak kedua dari pewaris kedua tahta kerajaan maka ia hanya akan bergelar Lady.

Namun pada 31 Desember 2012 Ratu membuat pengecualian resmi menyatakan kalau semua keturunan Duke dan Duchess of Cambridge akan bergelar Pangeran dan Putri. Ketika Pangeran George lahir, berarti Kerajaan Inggris memiliki tiga generasi pewaris tahta untuk pertama kalinya dalam 119 tahun.

Namun, dengan semua pembicaraan tentang penerus kerajaan, tampaknya sebagian besar keluarga kerajaan lebih suka tidak mengambil posisi tersebut. ''Apakah ada salah satu keluarga kerajaan yang ingin menjadi raja atau ratu? Saya tidak berpikir demikian, tetapi kami akan melaksanakan tugas kami pada waktu yang tepat. Bahkan jika saya adalah raja, saya akan belanja sendiri,'' kata Pangeran Harry, dikutip dari Independent, Ahad (8/4).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement