REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat sedang menghadapi stres dan rasa cemas, orang cenderung makan cemilan dan manis-manis lebih banyak. Mengudap dianggap membawa efek baik dan menyenangkan.
Padahal, mengatur makan saat mengalami stres dapat membawa perasaan baik pada tubuh. Makan sembarangan bukan hanya memperburuk kondisi berat badan, namun, hanya membuat pelarian sesaat.
"Makanan dapat memberi kita jenis penghargaan dan kesenangan yang sama yang bahkan obat-obatan akan lakukan," kata ahli diet terdaftar dan juru bicara untuk Akademi Nutrisi dan Diet Melissa Majumdar, dikutip dari Time, Kamis (5/4).
Untuk bisa mengatur makan saat stres coba untuk melihat keseimbangan tubuh. Ketimbang banyak memakan gula dan lemak, Majumdar menganjurkan untuk mengonsumsi buah dan sayuran.
Baca juga: Periode Dewasa Muda Jadi Masa Paling Stres
Pilihan yang manis dan penuh lemak dapat mematikan emosi, namun mereka juga meningkatkan gula darah. Ketika naik, maka ada rasa mengantuk dan menambah kondisi tubuh menjadi tidak baik karena tidur dalam kondisi kenyang setelah makan.
Di samping itu, coba untuk tetap makan teratur. Jika perut kosong dan kelaparan, maka akan ada alasan untuk mengonsumsi makanan lebih banyak dari porsi biasanya.
"Anda mengalami hari yang panjang dan penuh tekanan, Anda lapar, kemungkinan besar Anda akan makan berlebihan," kata Direktur Klinis Eksekutif Pusat Rosewood untuk Gangguan Makan, Dena Cabrera.
Coba untuk makan dengan porsi seimbang dengan camilan sehat selama tiga atau empat jam sekali. Makan secara teratur seperti ini akan membantu menjaga ukuran porsi dan membatasi keinginan untuk makan karena kecemasan.
Selain mengatur makanan, coba pula melakukan meditasi untuk mengatasi berantakan konsumsi makanan. Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Appetite pada bulan Februari 2017, orang bermeditasi selama 45 menit seharidalam seminggu dapat fokus makan dengan baik.