REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Prof. Dr. Aru W. Sudoyono mengatakan 30 persen penderita kanker kolorektal atau kanker usus besar di Indonesia berada di usia produktif. Yaitu usia di bawah 40 tahun.
Dia mengatakan perubahan gaya hidup yang tidak sehat membuat orang terkena kanker kolorektal. "Dalam 20 tahun terakhir terjadi perubahan gaya hidup, orang-orang senang memakan cepat saji, hal ini dapat memicu berbagai macam penyakit salah satunya kanker kolorektal," kata dia saat acara diskusi "Kenali Kanker Kolorektal Lebih Dekat", di Jakarta, Selasa (3/4).
Beberapa gaya hidup tidak sehat dapat memicu penyakit kanker kolorektal. Diantaranya merokok, meminum alkohol dan memakan makanan berlemak, kebiasaan banyak makan daging merah, kurang konsumsi serat, obesitas serta kurang melakukan aktivitas fisik.
Baca juga: 6 Hal Pemicu Kanker yang Ada di Sekitar Anda
Penderita yang terkena kanker kolorektal pun akan mengalami masalah pencernaan seperti diare, sembelit atau mengeluarkan darah saat buang air besar. Jika sudah sampai mengeluarkan darah saat buang air besar maka kanker tersebut sudah stadium lanjut.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, kanker kolorektal merupakan penyebab kematian kedua terbesar untuk pria dan penyebab kematian ketiga terbesar untuk perempuan. Data Globocan 2012 menunjukkan, insiden kanker kolorektal di Indonesia adalah 12,8 per 100 ribu penduduk usia dewasa, dengan tingkat kematian 9,5 persen dari seluruh kanker.
Bahkan secara keseluruhan risiko terkena kanker kolorektal adalah satu dari 20 orang. Meningkatnya prevalensi kanker kolorektal di Indonesia, maka Yayasan Kanker Indonesia mengajak masyarakat agar lebih waspada dan tidak mengabaikan tanda-tanda penyakit tersebut. Dia pun meminta agar masyarakat melakukan deteksi dini atau skrining usus, agar penyakit kanker kolorektal dapat segera ditangani.