REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Sultan yang terletak di kampung Glam, Singapura, merupakan masjid kebanggaan masyarakat Negara Singapura. Masjid tersebut didirikan pertama kali pada tahun 1824 oleh Sultan Hussein Shah, sultan pertama di Singapura tersebut.
Masjid Sultan telah resmi dikukuhkan oleh pemerintahan Negara Singapura sebagai monumen nasional pada 14 Maret 1971. “Masjid Sultan memiliki nilai sejarah yang sangat berharga khususnya bagi perkembangan masuknya Islam di Singapura,” kata Muslim traveller Mira Achiruddin yang baru saja mengunjungi Masjid Sultan Singapura akhir Maret lalu.
Ia menambahkan, Masjid Sultan adalah masjid yang terbesar dan tertua di negara tersebut. Masjid tersebut menampilkan gaya arsitek bangunan yang indah dan artistik.
Tampak luar bangunan dominan berwarna putih susu dengan jendela- jendela kayu yang cantik. Sementara dalam ruangan masjid didominasi warna emas dan hijau perpaduan warna yang serasi. “Sejuk dipandang,” kata Mira yang juga seorang penyair sufi.
Masjid Sultan dilengkapi dengan kubah emas yang memiliki diameter cukup besar. Hal ity membuatnya sangat menonjol dan terlihat dari jauh. “Sentuhan kental gaya Arab, Turki, India dan Melayu menambah cantik bangunan Masjid Sultan,” tutur Mira yang gemar berburu wisata masjid tua dan bersejarah di berbagai kota dan negara.
Masjid Sultan tertata apik, rapih dan terjaga kebersihannya. “Tak heran kalau pengunjung betah berlama-lama duduk di area masjid,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, Masjid Sultan sangat aktif mengadakan kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan yang melibatkan penduduk lokal negara Singapura.
Pada saat hari- hari biasa, kata Mira, Masjid Sultan cukup ramai dikunjungi oleh turis dari manca negara yang tertarik akan keindahan masjid tersebut. Para turis bisa bertanya kepada pramuwisata yang siap sedia membantu para turis yang ingin mengetahui tentang sejarah Masjid Sultan.
“Kesan yang saya rasakan, suasana masjid sangat nyaman bersih dan indah. Juga didukung oleh adanya guide wanita Jepang Muslim berhijab yang siap menyambut para pengunjung dengan ramah. Ia siap membantu pengunjung terutama turis mancanegara yang ingin bertanya dengan menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris,” papar Mira.
Tak ketinggalan tentunya, dukungan foto-foto sejarah tentang agama Islam yang terpampang di luar ruangan masjid. “Masjid Sultan dikelola secara profesional,” ujarnya.
Ia mengemukakan, mengingat Masjid Sultan terletak di lokasi bisnis perdagangan yang cukup ramai sehingga makin menambah keindahan suasana di area Kampung Glam. “Bangunan masjid terlihat sangat kokoh dari kejauhan,” tutur Mira Achiruddin.