Senin 02 Apr 2018 16:02 WIB

Gelombang Otak Penonton Konser Berkaitan dengan Rasa Bahagia

Studi menyebut musik jadi cara manusia berpartisipasi sosial.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Indira Rezkisari
Menonton konser musik.
Foto: Republika/Putra M Akbar
Menonton konser musik.

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Mendengarkan lagu sendiri melalui pemutar musik dengan menghadiri konser langsung menghasilkan sensasi berbeda. Mereka yang menonton pertunjukan musik bersama menunjukkan sinkronisasi gelombang otak dan berkaitan dengan perasaan bahagia.

Temuan itu dipaparkan dalam forum Cognitive Neuroscience Society di Boston, AS pekan ini. Hal itu merupakan pengingat betapa manusia merupakan organisme sosial.

Dalam budaya Barat, konser musik lebih banyak berfokus pada unjuk talenta, belum sampai pada analisis dampaknya dalam sejarah manusia. Padahal, pada beberapa kebudayaan, musik punya kaitan dengan ritual dan tarian.

''Musik juga jadi cara manusia berpartisipasi sosial,'' ungkap ahli neurosains Western University in London, Kanada, Jessica Grahn.

Dalam risetnya, Grahn membagi partisipan ke dalam 20 kelompok dan mereka diarahkan untuk menikmati musik dalam tiga cara. Beberapa diminta menonton konser langsung dengan banyak penonton, beberapa diminta menonton rekaman konser yang dihadiri banyak penonton, dan sisanya diminta menonton rekaman konser yang sepi penonton. Tiap partisipan dipasangi topi EEG yakni topi yang dipasangi elektroda untuk mengumpulkan data aktvitas otak.

Hasilnya, gelombak delta otak pada mereka yang menonton konser langsung lebih sinkron dibanding dua kelompok penonton lain. Gelombang delta itu merespons hentakan musik. Makin sinkron gelombang otak satu penonton dengan penonton lain, makin mereka merasa saling terhubung dan makin pula mereka menikmati pertunjukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement