Sabtu 31 Mar 2018 15:38 WIB

Kemenpar Ajak Anak Muda Terlibat dalam Piknik tanpa Sampah

Aktivitas tanpa sampah lain yang dapat dilakukan adalah mengurangi pemakaian plastik.

Kondisi sejumlah tempat sampah di kawasan wisata kota Tua, Jakarta. ilustrasi (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Kondisi sejumlah tempat sampah di kawasan wisata kota Tua, Jakarta. ilustrasi (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyambut baik inisiatif sekelompok masyarakat yang menginisiasi konsep piknik tanpa sampah atau zero waste picnic. Konsep piknik tanpa sampah ini diinisiasi oleh mantan Menteri Pariwisata Mari Elka Pangestu.

 

"Kami menyambut baik dan kami sangat mendukung inisiatif yang sangat menerapkan nilai-nilai sadar wisata ini," kata Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Rizki Handayani Mustafa setelah acara pembukaan Happiness Festival di Taman Menteng, Jakarta, Sabtu (31/3).

 

Ia mengatakan, sejatinya ada begitu banyak hal yang dapat dikerjasamakan untuk mendukung terwujudnya lingkungan dan pariwisata yang berkelanjutan. Zero waste picnic merupakan salah satu inisiatif yang dicanangkan oleh organisasi nirlaba United in Diversity dalam Happiness Festival di Taman Menteng selama dua hari yakni 31 Maret hingga 1 April 2018.

 

"Konsep-konsep seperti ini ke depan sangat baik untuk dikembangkan termasuk melibatkan anak-anak muda dengan konten yang kreatif dan peduli lingkungan," katanya.

 

Selain zero waste picnic, aktivitas tanpa sampah lain yang dapat dikembangkan dan dikerjasamakan di antaranya mencakup pengurangan penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam aktivitas pariwisata. "Anak-anak muda juga dilibatkan dalam pembuatan kompos dari sampah-sampah organik yang dihasilkan sehari-hari," katanya.

 

Konsep zero waste activity ini sekaligus menginspirasi Rizki untuk ke depan menerapkan kemitraan dengan industri pariwisata agar semakin berkelanjutan. "Ada banyak rencana aksi yang bisa diterapkan pada industri pariwisata dari mulai skala kecil hingga besar," katanya.

 

Ia mencontohkan industri pariwisata skala besar misalnya dapat dimanfaatkan CSR-nya untuk membantu restoran atau rumah makan skala kecil dalam mengelola sampah-sampah mereka. Sementara aktivitas peduli lingkungan lain juga dapat dilaksanakan untuk mewujudkan sektor pariwisata yang berkelanjutan di Tanah Air.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement