REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Kementerian Pariwisata menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dari Vietnam ke Indonesia selama 2018 sekitar 74.000 orang. Angka itu meningkat dari data 2017 yang diproyeksi sekitar 64.000 orang.
"Target kunjungan turis Vietnam sebanyak 74.000 orang diyakini bisa tercapai seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara tersebut yang tetap tinggi dalam 10 tahun terakhir," kata Dubes Republik Indonesia untuk Vietnam Ibnu Hadi kepada Antara di sela-sela Vietnam International Travel Mart (VITM) 2018 di Hanoi International Center for Exhibition, Jumat (30/3).
Menurut Ibnu, hubungan bilateral pemerintah Indonesia dengan Vietnam makin erat sehingga dimungkinkan mengembangkan kerja sama, terutama dari sisi pariwisata.
Ia menjelaskan bahwa tingkat ekonomi Vietnam yang selalu tumbuh di atas 6 s.d. 7 persen per tahun mengakibatkan jumlah penduduk berpenghasilan menengah ke atas di negara itu terus bertambah.
"Di Vietnam saat ini banyak bermunculan OKB (orang kaya baru), kalangan ini pasti memiliki keinginan yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan tersier berupa kunjungan atau melancong ke luar negeri," ujarnya.
Meski begitu, Ibnu mengatakan bahwa salah satu kendala dalam menjaring wisatawan Vietnam ke Indonesia adalah keterbatasan akses penerbangan langsung. Saat ini penerbangan langsung dari Vietnam ke Indonesia dan sebaliknya harus transit di Ho Chi Minh City.
"Hambatan aksesibilitas itu mengakibatkan warga Vietnam cenderung memilih berlibur ke Thailand, Malaysia, Cina, Jepang, dan Hongkong, selain karena penerbangan langsung, juga akan lebih efisien dari sisi biaya maupun waktu tempuh dibanding ke Indonesia," kata Ibnu.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran Area IV Wilayah Indocina, Kementerian Pariwisata Heri Hermawan menyebutkan salah satu ciri wisatawan Asia Tenggara, seperti Vietnam adalah dalam memutuskan untuk melancong ke luar negeri sering kali dilakukan sangat cepat.
Menurut dia, berbeda dengan wisman asal AS dan Eropa cenderung melakukan perencanaan yang matang dan jauh hari sebelumnya.
Untuk itu, kata Heri, kegiatan pameran pariwisata seperti TVIM 2018 menjadi penting sebagai ajang untuk menjaring minat wisatawan asal Vietnam ke Indonesia.
Pada TVIM 2018 yang digelar mulai 29 Maret hingga 1 April 2018, Kemenpar menyertakan tujuh industri pariwisata dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan Bali terdiri atas agen perjalanan, pelaku usaha perhotelan, yang akan berpameran sesuai dengan minat wisatawan yang dibidik dari Vietnam.
Setidaknya tiga langkah yang dilakukan Kemenpar untuk menarik wismasan Vietnam, yaitu pertama, mengundang kalangan media, industri dan warga untuk melalukan 'fun trip' langsung ke destinasi yang menarik di Indonesia.
Kedua, melalui pendekatan religi seperti menggelar perayaan internasional Hari Raya Waisak di Candi Borobudur.
Ketiga, lanjut dia, menyiapkan destinasi sesuai dengan ciri khas atau kegemaran masyarakat Vietnam yang lebih menyukai pantai, budaya, dan aktraksi seni.
"Bali dan Yogyakarta masih sebagai tujuan wisata masih yang sangat populer di Vietnam. Oleh karena itu, selain pintar-pintar menjaring minat mereka, kita juga harus lebih pandai dan kreatif dalam mengelola destinasi wisata di kota-kota lainnya di Indonesia," kata Heri.
Menurut data Kemenpar, jumlah wisatawan Vietnam ke Indonesia saat ini berkisar 60.000 orang per tahun. Sebaliknya, wisatawan Indonesia ke Vietnam telah mencapai sekitar 90.000 orang per tahun.