Rabu 28 Mar 2018 14:26 WIB

Aula Khusus Pakaian Muslim di IFW 2018

Turut serta dalam mewujudkan Indonesia menjadi kiblat fesyen muslim dunia.

Empat tampilan rancangan empat desainer di Indonesia Fashion Week 2017 yang terinspirasi warna kosmetik baru Wardah.
Foto: Republika/Desy Susilawati
Empat tampilan rancangan empat desainer di Indonesia Fashion Week 2017 yang terinspirasi warna kosmetik baru Wardah.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Indonesia Fashion Week (IFW) siap digelar di Jakarta Convention Center pada 28 Maret-1 April 2018. Pameran ini sudah melakukan berbagai persiapan, salah satunya hall yang khusus memamerkan mode pakaian muslim produksi anak bangsa.

Aula itu pun mendapat apreasi dari Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. "Saya menyampaikan apresiasi kepada APPMI (Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) selaku penggagas acara tersebut)," kata Airlangga melalui keterangannya di Jakarta, Rabu (28/3).

"Hal ini tentu sebagai salah satu bentuk upaya dari APPMI untuk turut serta dalam mewujudkan Indonesia menjadi kiblat fesyen muslim dunia."

Airlangga juga mengapresiasi bahwa asosiasi yang diketuai Poppy Darsono tersebut konsisten mengembangkan industri mode nasional dengan menggelar pekan mode IFW, di mana Kemenperin memfasilitasi perhelatan tersebut untuk pertama kalinya pada sekitar tujuh tahun lalu.

"Saya mengapresiasi APPMI yang telah konsisten memasuki tahun ke-7 menyelenggarakan IFW," kata Airlangga.

Dalam perhelatan ini, Kemenperin memfasilitasi sebanyak 18 stan industri kecil dan menengah yang merupakan binaan Ditjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan Ditjen  Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) yang terdiri dari industri fesyen, kain tenun, aksesoris, dan alas kaki.

Pada IFW tahun 2018 ini tema yang diangkat adalah Cultural Identity. Identitas budaya yang terdapat pada kain-kain nusantara seperti batik dan tenun menjadi bagian dari produk fesyen yang menjadi ciri khas mode Indonesia.

"Padu-padan etnik lokal menjadikan produk fesyen yang dihasilkan memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga meningkatkan value added yang diperoleh sektor industri fesyen nasional," tutur Airlangga.

Airlangga menyebut Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia sangat berpotensi menguasai industri fesyen muslim dunia.

Indonesia juga merupakan satu dari lima besar negara anggota Organisasi Kerjasama negara Islam (OKI) sebagai pengekspor fesyen muslim terbesar di dunia, setelah Bangladesh, Turki, Maroko, dan Pakistan.

Sehingga, sangat layak bagi Indonesia untuk dapat menjadi kiblat fesyen muslim di dunia pada tahun 2020.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement