REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mainan dengan glitter terlihat menarik di mata anak-anak. Tetapi sebenarnya mainan dengan glitter tersebut berbahaya bagi lingkungan.
Dalam survei baru para staf pra sekolah dengan meninjau situs webdaynurseries.co.uk menyatakan 22 persen mendukung pelarangan glitter sepenuhnya di sekolah. Jajak pendapat ini melibatkan 1.092 pemilik instansi pra sekolah dan pihak yang terkait pendidikan anak usia dini.
Hampir 78 persen dari staf mengatakan mereka tidak ingin melihat mainan dengan bahan dasar mikroplastik. Sementara yang lainnya menganggap bahan glitter tidak terlalu berbahaya apabila digunakan dalam jumlah sedikit.
Pemilik Wilderness Pre-School di Guildford Surrey, Karen Elizabeth Hatton, mengakui memiliki kerajinan yang mengandung glitter. Namun tidak digunakan secara berlebihan. "Dan ada masalah lingkungan dengan seputar glitter, tetapi kami tidak akan melarangnya," kata Hatton dikutip dari Independent.
Setelah mengetahui kebanyakan instansi pra sekolah masih berencana menggunakan glitter, Direktur Utama Tops Days Nurseries Cheryl Hadland merasa sedih. "Saya percaya ketika rekan di dunia pendidikan memahami kerusakan apa yang kita buat terhadap lingkungan, mereka akan mulai melakukan apa pun yang mereka bisa untuk melindungi kita, termasuk anak-anak di kemudian hari," ujar Hadland.
Penggunaan glitter di Inggris belakangan jadi kontroversi karena dipandang tidak ramah lingkungan. Bahkan bisa menjadi ancaman ekologi. Akibatnya banyak sekolah yang mendukung larangan penggunaan glitter dengan alasan bisa merusak lingkungan.
"Anda dapat melihat ketika anak-anak membawa pulang kerajinan dan ada glitter di kardus kemudian berembus ke udara dan jalan. Bayangkan kami punya tiga ribu anak dan semuanya sedang membuat kerajinan. Jadi kita punya glitter di mana-mana," kata Cheryl Hadland.