REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata Arief Yahya mendorong perusahaan taksi di Indonesia memberikan pelatihan dan pemahaman kepada para sopir untuk dapat memiliki standar melayani wisatawan. Hal ini melihat pentingnya layanan tranportasi sebagai satu sektor penunjang pariwisata.
Hal tersebut dikatakan Arief Yahya usai penandatanganan kemitraan strategis antara Kementerian Pariwisata dengan Blue Bird.
"Saya sangat mengapresiasi jalinan kemitraan strategis Blue Bird yang mem-branding logo Wonderful Indonesia di jaringan armada transportasinya," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya, Senin (26/3) kemarin.
Dalam kerja sama ini Blue Bird melakukan branding di 20 ribu armada taksi Blue Bird dan 1.000 armada bus Big Bird yang tersebar di 18 kota di Indonesia dengan logo Wonderful Indonesia.
Lebih lanjut Menpar mengatakan, tidak hanya sekadar terkait layanan transportasi, kerja sama ini juga akan semakin meningkatkan citra pariwisata Indonesia. Sebab bisa disebut sopir taksi Blue Bird menjadi garda terdepan dalam melayani wisatawan.
Ketika sopir taksi dapat memberikan layanan baik, maka pariwisata Indonesia akan semakin terangkat. Bahwa menjelajah Indonesia sangatlah mudah dan terbantu dengan keberadaan sopir taksi yang baik.
"Memberikan kesan pertama yang baik saat wisatawan dari bandara," ujarnya.
Ia merujuk bagaimana sopir Black Cab di London, Inggris yang begitu ramah dengan wisatawan dan menguasai informasi-informasi yang dibutuhkan wisatawan.
"Driver di sana (London,red) bukan muslim tapi mereka bisa memberi informasi berbagai layanan atau kebutuhan bagi wisatawan muslim. Mulai dari makanan halal dan lainnya. Saya harapkan pengalaman yang sama bisa didapat wisatawan saat ke Indonesia dengan Blue Bird," kata dia.
Karena itu Menpar tidak ragu akan memberikan pelatihan kepada sopir ataupun trainer Blue Bird tentang pariwisata Indonesia.
"Saya sendiri nanti yang akan langsung memberikan materi," ujarnya.