Jumat 23 Mar 2018 09:43 WIB

Bateeq Luncurkan Koleksi Musim Gugur dan Musim Dingin 2018

Kelir mengacu pada layar yang digunakan dalam tradisi wayang kulit Jawa.

Koleksi terbaru Bateeq yang dipamerkan dalam Plaza Indonesia Fashion Week.
Foto: Dok: Bateeq
Koleksi terbaru Bateeq yang dipamerkan dalam Plaza Indonesia Fashion Week.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu produk batik yang mengkhususkan pasar anak muda kembali hadir di acara Plaza Indonesia Fashion Week (PIFW). CEO dan Direktur Kreatif bateeq, Michelle Tjokrosaputro, mengatakan, bateeq menyajikan Koleksi Musim Gugur dan Musim Dingin 2018/2019 terbaru yang berjudul 'Kelir'.

“Kelir mengacu pada layar yang digunakan dalam tradisi wayang kulit Jawa, Wayang Kulit. Wayang berasal dari akarnya Ma Hyang-pepatah bahasa Jawa untuk membawa diri lebih dekat kepada Tuhan Yang Maha Esa,” kata Michelle dalam keterangannya, Kamis (22/3).

Di Wayang Kulit, kata Michelle, penonton menghadap ke layar tempat boneka-boneka dikendalikan dan dilakukan oleh seniman di sisi lain. “Pemirsa hanya melihat siluet karakter-karakter ini ketika lampu sorot bersinar dari belakang. Pertunjukan ini menyajikan banyak tujuan yang melampaui sekadar bentuk seni atau hiburan. Dalang sering melihat mereka pertunjukan sebagai media untuk menyampaikan pesan moral, mendidik masyarakat, dan mengkritik politik atau masyarakat,” kata Michelle.

Michelle menjelaskan, pertunjukan ini menyoroti dua motif: Arjuna Kenanga, dan Awan dan Pohon. Arjuna Kenanga berasal dari leluhur Jawa tradisi karakter wayang, Arjuna, dan bunga magnolia. Dalam bahasa Sansekerta, 'Arjuna' secara harfiah berarti menjadi murni dalam tubuh dan pikiran.

Sementara itu, magnolia adalah simbol mengekspresikan rasa hormat seseorang kepada leluhurnya. Dengan demikian, Arjuna Kenanga mengingatkan kita pada leluhur kita warisan, yang sering menyimpan banyak kebijaksanaan dan banyak nilai.

Di sisi lain, Clouds and Trees mengambil inspirasi dari pegunungan dicerita wayang, yang menggambarkan alam semesta dan isinya - binatang, hutan, dan manusia. Dengan mengambil ilustrasi ini dan menggabungkannya dengan pola Mega Mendung, Kawung dan Parang, Awan dan Pohon mengajarkan manusia bahwa dengan meniru alam, kita belajar untuk menjadi tenang, kuat dan tumbuh secara berkelanjutan.

Selain itu, 'Kelir' juga bisa diterjemahkan sebagai kata Jawa untuk 'warna'. Untuk alasan itu, pakaian-pakaian tersebut menampilkan beragam solid dan warna yang hidup. Motif menggunakan pemblokiran warna sementara masih mempertahankan nuansa gelap untuk mencerminkan musim gugur dan musim dingin. Beberapa potongan menggunakan kain dengan warna yang sama, tetapi dengan sedikit variasi nada. Ini adalah ketika seseorang melihat secara dekat bahwa perbedaan-perbedaan ini dapat dilihat.

Michelle menambahkan, selain merayakan aspek warisan Indonesia, bayangan juga mewakili permukaan, tetapi tidak pernah memiliki gambaran yang utuh atau nyata menjadi konsep kunci dalam proses kreatif.

“Ini mengilhami desainer bateeq untuk bermain dengan trompe l'oeil, seperti kebanyakan sulaman dan cetakan karet cermin warna kain shell. Pakaian mungkin tampak sederhana dari jauh, tetapi perbedaan dalam detail, tekstur dan volume terlihat dari sudut pandang yang lebih dekat. Dengan menggunakan teknik pemotongan laser, potongan dibuat pada kain untuk menciptakan efek bayangan,” kata Michelle.

Koleksinya juga menunjukkan keahlian merek dan meningkatkan penggunaan serat yang lebih sadar lingkungan dan berkelanjutan. Tiga jenis jacquard terbuat dari wol-cupro, katun dan poliester. Yang juga digunakan adalah tencel, cotton jersey, cotton denim, cotton twill, organza polyester, dan wool.

Menurut Michelle, 'Kelir' memberi penghormatan kepada Wayang Kulit karena menjadi bagian integral dari budaya seni Indonesia. “Hingga saat ini bateeq memiliki 80 lokasi di seluruh Indonesia. Kami memang sengaja menciptakan batik dengan target pasar kalangan muda,” kata Michelle.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement