REPUBLIKA.CO.ID, LANGGUR, MALUKU TENGGARA -- Potensi sektor pariwisata di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, dinilai sangat besar. Daerah ini bahkan bisa mengembangkan potensi tersebut sama seperti Bali.
"Kita harus memperhitungkan faktor 3 A," kata Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Maluku Tenggara Budhi Toffi ketika ditemui dalam acara kunjungan rombongan Kementerian Pariwisata ke Langgur, Maluku Tenggara, Maluku, Kamis (15/3).
Budhi memaparkan, A yang pertama adalah atraksi, daerah Maluku Tenggara memiliki banyak lokasi yang berpotensi menarik banyak kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Pada hari Kamis ini, rombongan yang juga terdapat sejumlah wartawan diajak mengunjungi sejumlah tempat, antara lain Bukit Masbait yang merupakan titik tertinggi Pulau Kei Kecil, Maluku Tenggara.
Bukit Masbait terkenal sebagai tempat ziarah umat Katolik, serta juga menjadi lokasi patung Kristus Raja yang merupakan hadiah dari Paus Yohanes Paulus II yang diberikan sekitar 2000. Patung tersebut diberikan Paus sebagai lambang perdamaian terkait konflik Maluku yang terjadi akhir 1990-an.
Setelah dari Bukit Masbait, rombongan juga dibawa ke pantai Pasir Panjang atau yang dalam bahasa lokal Kei disebut sebagai Ngurbloat.
Menurut Budhi, Ngurbloat atau pantai pasir panjang dikenal sebagai pantai yang pasirnya berwarna putih dan sangat halus seperti tepung.
Kemudian, Pulau Kei juga memiliki Gua Hawang yang merupakan kolam air tawar di dalam gua, yang memiliki semacam stalagtit dan stalagmit yang sangat indah dengan air yang sangat jernih.
Tidak hanya itu, Maluku Tenggara juga memiliki banyak lokasi yang sangat berpotensi menarik wisatawan seperti Pantai Ngurtavur (yang terdapat burung Pelikan dan bahkan bila sedang surut, turis dapat berjalan menyusuri pantai seperti sedang berjalan di tengah-tengah lautan).
Untuk menyelam, di daerah Maluku Tenggara juga ada Pulau Bair yang di sana terdapat sebuah laguna yang sangat jernih dan memiliki biodiversitas laut yang mengagumkan.
Selain faktor atraksi, dua faktor A lainnya adalah amenitas (akomodasi yang memadai) dan aksesibilitas ke daerah-daerah wisata.
Menurut Budhi, untuk amentitas diakui masih belum terlalu bagus tetapi saat ini sedang dibenahi seperti penambahan "homestay" bagi turis serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mengelola akomodasi tersebut.
Sedangkan untuk aksesibilitas, ujar dia, untuk jalur penerbangan saat ini sudah ada tiga maskapai yang terbang langsung ke Pulau Kei.