REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Musisi muda Kafin Sulthan mengatakan ingin menggabungkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan musik untuk menciptakan sajian musik yang merdu bagi para pendengarnya.

"Saya bercita-cita mencipta musik. Namun, bidang-bidang lain juga bisa diintegrasikan ke dalam musik," kata Kafin dalam jumpa pers "Indonesia Science Expo" (ISE) 2018 yang diadakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta, Rabu (14/3).

Meskipun aktif sebagai musisi, peraih penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2016 itu juga menggemari ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak tanggung-tanggung, tokoh ilmu pengetahuan yang dia kagumi adalah Nicholas Tesla dan Ernest Schrodinger.

Karena itu, pada usianya yang baru 13 tahun, dia sudah duduk di bangku kelas III SMA. Kafin, yang pernah berkolaborasi dengan musisi legendaris David Foster, mulai bisa membaca saat usia dua tahun dan mulai masuk sekolah dasar pada usia tiga tahun.

"Saya suka seni. Dulu sangat suka menggambar. Kalau menghafalkan pelajaran, saya secara visual dengan menggambar. Banyak metode untuk menghafal yang setiap orang berbeda-beda," tuturnya.

Setelah lulus SMA, ternyata dia tidak ingin melanjutkan kuliah di bidang musik atau seni lainnya. Kafin ternyata ingin berkuliah di jurusan arsitektur.

"Banyak seniman yang kuliah arsitektur seperti Erwin Gutawa, Sandi Sandoro, dan Tulus. Saya melihat arsitektur membuat perbedaan gaya dalam karya-karya mereka," katanya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika