REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR--Hunian vertikal atau rusunawa bisa menjadi pilihan tempat tinggal bagi para pekerja generasi milenial. Sebab, ada berbagai pilihan dari Rusunawa ini yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
"Kalau masih single bisa memilih tipe studio, bila sudah berkeluarga bisa memiliki tipe 36. Harga sewanya relatif terjangkau dengan kualitas cukup baik," kata Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid melalui siaran pers yang diterima, Ahad (11/3).
Dalam kesempatan usai Peresmian Rusunawa bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kantor Imigrasi Kelas I Denpasar Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia di Denpasar, Bali ia mengatakan, bila penghasilan pekerja semakin meningkat bisa mengangsur membeli apartemen maupun rumah tapak.
Hunian vertikal menjadi pilihan karena generasi milenial lebih memilih tinggal di kawasan perkotaan, sementara ketersediaan tanah semakin terbatas. Menurutnya, hunian vertikal juga mengurangi laju konversi lahan perdesaan menjadi perkotaan. Mekanismenya pun terbilang mudah, Pemerintah Daerah menyediakan lahan dan mengajukan usulan pembangunan Rusun kepada Kementerian PUPR.
Khalawi menjelaskan, Rusunawa bagi (ASN) Kantor Imigrasi Kelas I Denpasar Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia di Denpasar tersebut dibangun Kementerian PUPR dengan anggaran 2017 sebesar Rp14 miliar. Bangunan tersebut memiliki tiga lantai dengan 47 unit, serta telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti sambungan listrik dan sarana air bersih meubelair, tempat parkir dan Prasarana dan Sarana Umum (PSU).
Diakuinya, untuk di lokasi lain bisa dibangun hingga empat lantai. Namun karena adanya aturan di Bali membuat rusun yang dibangun hanya tiga lantai.
"Untuk harga sewanya nanti akan ditentukan oleh pihak pengelola," kata Khalawi.
Selain Rusunawa ASN, Kementerian PUPR juga membangun Rusunawa bagi pekerja, mahasiswa, pondok pesantren, nelayan dan anggota TNI dan Polri.
Pada 2017, proyek pembangunan Rusun Kementerian PUPR mendekati target yang dicanangkan. Dari total yang direncanakan sebanyak 13.253 rusun di seluruh Indonesia, berhasil dibangun keseluruhan 13.251 unit. Sedangkan untuk tahun 2018 ini Kementerian PUPR menargetkan pembangunan sebanyak 13.405 unit rusun.