REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 36 ibu hamil perwakilan dari 18 puskesmas Kota Yogyakarta mengikuti lomba penilaian ibu hamil sehat tingkat kota. Penilaian Bumil Sehat yang baru pertama kali diadakan bertujuan meningkatkan kesadaran, kepedulian, serta perhatian ibu hamil, keluarga dan masyarakat dalam mewujudkan ibu hamil yang sehat, sehingga melahirkan generasi hebat.
Tri Astuti Wulandari dari Kelurahan Karangwaru, Kecamatan Tegalrejo, terpilih sebagai juara satu. Disusul Ani Purwaningsih dari Kelurahan Wirogunan, Kecamatan Mergangsan, dan Dewi Wiransi dari Kelurahan Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, yang meraih juara dua dan tiga.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Fita Yulia Kisworini, menerangkan substansi penilaian terdiri dari umur ibu hamil, status kesehatan, dan jarak kehamilan. Ada pula tinggi fundus uteri, lingkar lengan atas, kadar hemoglobin, dan status imunisasi.
"Selain itu, ketepatan pemeriksaan K1-K4, ANC terpadu, pengetahuan tentang buku KIA, KB, kesehatan gizi, kesehatan gigi, kesehatan umum PKK, dan psikologi," kata Fita, Kamis (8/3).
Para ibu hamil dijurikan dokter spesialis obstetri gynekologi dari RSUP Dr Sardjito dan RS Pratama Kota Yogyakarta. Juri lain berasal dari berbagai latar seperti psikolog, dokter umum, dokter gigi, bidan, dan nutrionis TP PKK Kota Yogyakarta.
Drg Soetji Heroe Poerwadi, turut mengapresiasi kegiatan yang bersinggungan dengan ibu hamil tersebut. Ia berharap, para ibu hamil perwakilan dari 18 puskesmas itu menjadi pelopor, inspirator, dan acuan ibu-ibu hamil lain.
Ia juga berharap kegiatan ini dapat menekan angka kematian ibu hamil yang melahirkan, tentu lewat pemahaman yang baik. Soetji menekankan, ada dua faktor yang berkontribusi terhadap kematian yaitu langsung dan tidak langsung.
Penyebab langsung yang biasa terjadi merupakan berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti pendarahan preeklampsia dan eklampsia, infeksi persalinan macet, dan abortus.
Sedangkan, penyebab yang tidak langsung merupakan faktor memperberat keadaan hamil seperti empat terlalu, terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, dan terlalu dekat jarak kehamilan. Penyebabnya dipengaruhi pula tiga terlambat.
Ada terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, dan terlambat dalam penanganan kegawatdaruratan. Karenanya, ia berharap, peran serta suami, keluarga, dan masyarakat menjaga kesehatan ibu hamil lebih meningkat.