REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Generasi terdahulu mungkin beranggapan generasi milenial terobsesi pada alpukat, acai beri, dan makanan super sehat lainnya. Padahal, studi terkini mengungkap fakta sebaliknya.
Rata-rata generasi milenial yang kini berusia 25-34 tahun ternyata punya stereotip tersendiri mengenai makanan sehat. Mereka tertarik untuk mengonsumsi makanan itu tapi beranggapan menu-menu tersebut terlalu mahal.
Survei yang dilakukan perusahaan asuransi Aviva mencatat lebih dari tiga perempat anak muda tertarik hidup sehat dengan mengubah pola makan. Sayangnya, mereka tidak melakukan itu karena merasa tidak mampu membelinya.
Pakar Peringatkan Diet Cinderella Bisa Berbahaya
Terdapat 80 persen perempuan dan 75 persen lelaki dalam kelompok usia itu yang mengakui hal tersebut sebagai masalah. Sementara, hanya 54 persen orang di atas usia 55 tahun yang menganggapnya demikian.
Dr Doug Wright, direktur medis di Aviva mengatakan temuan mereka bertentangan dari asumsi yang selama ini diyakini. Sebab, generasi milenial kerap identik dengan aneka pola diet mutakhir dan proses detoksifikasi.
Sekitar 65 persen dari dua kelompok gender mengaku khawatir tidak 'memiliki hubungan sehat' dengan makanan. Sementara 61 persen pria pernah menerapkan diet untuk mengendalikan berat badan di masa lalu.
Apalagi, survei pun menjumpai bahwa anak muda 'zaman now' sengaja kelaparan di siang hari untuk 'menghemat' kalori demi makan malam porsi besar. Sebanyak 50 persen pria dan 40 persen perempuan mengaku sering melakukannya.
"Sengaja melaparkan diri dapat menyebabkan makan berlebih sesudahnya, ironisnya justru membuat seseorang mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang seharusnya," kata Wright, dikutip dari laman Telegraph.