Sabtu 03 Mar 2018 13:10 WIB

Sejumlah Hotel di Bali Tawarkan Promo Nyepi

Ini adalah waktu yang tepat untuk melihat langsung bagaimana sebenarnya di Bali

Dua petugas keamanan adat Bali atau Pecalang memantau pelaksanaan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1938 di Desa Adat Tuban, Badung, Bali, Rabu (9/3).
Foto: Antara/Panji Anggoro
Dua petugas keamanan adat Bali atau Pecalang memantau pelaksanaan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1938 di Desa Adat Tuban, Badung, Bali, Rabu (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Menyambut Hari Raya Nyepi, sejumlah hotel di Bali menawarkan sejumlah paket promo menginap. Paket promo ini hadir pada 16 hingga 18 Maret 2018.

"Paket menginap serangkaian Hari Raya Nyepi bisa mendongkrak tingkat hunian 10-20 persen," kata Ketua Asosiasi General Manager Hotel Indonesia (IHGMA) Bali, Nyoman Astama, Sabtu (3/3).

Menurut Astama, bulan Maret termasuk periode sepi kunjungan atau "low season". Sehingga penawaran paket Nyepi itu diharapkan turut mendongkrak okupansi.

Biasanya, kata dia, selama periode Maret tingkat okupansi hotel rata-rata mencapai sekitar 50 hingga 60 persen.

Di Fashion Hotel Legian misalnya, sejak beberapa hari lalu sudah menawarkan paket menginap serangkaian Hari Raya Nyepi. Astama yang juga general manajer di hotel itu mengatakan pihaknya menawarkan harga Rp 675 ribu per orang dengan minimum pemesanan dua orang.

Dia menjelaskan paket menginap diberikan di kamar tipe deluxe untuk dua malam dengan layanan sarapan pagi tiap hari, makan siang dan malam masing-masing satu kali pada Sabtu (17/3) dan akses koneksi internet gratis.

Sebagian besar tamu yang menginap saat Nyepi, lanjut dia, merupakan wisatawan domestik dari sejumlah kota di Tanah Air. Selama periode tersebut, pihak hotel tidak menyediakan hiburan untuk menghormati umat Hindu yang tengah melaksanakan Hari Raya Nyepi.

"Bagi kebanyakan orang, Nyepi penuh refleksi diri dan menahan diri, mengikuti aturan yang disebut Catur Brata Penyepian," ucapnya.

Tidak seperti umat Hindu yang melakukan Catur Brata, para wisatawan di hotel masih dapat melakukan kegiatan seperti biasa asalkan mereka tidak meninggalkan hotel.

"Ini adalah waktu yang tepat untuk melihat langsung bagaimana sebenarnya di Bali sebagai pulau yang dengan keheningan, sunyi senyap dari segala aktivitas dan rutinitas selama 24 jam," ucapnya.

Rangkaian puncak Hari Raya Nyepi dimulai sehari sebelumnya yakni Jumat (16/3) dengan ritual "mecaru Tawur Agung" atau penyucian alam semesta dan dilanjutkan dengan parade "ogoh-ogoh" atau patung raksasa berwujud menyeramkan sebagai simbol sifat yang harus dilenyapkan dalam refleksi Nyepi.

Saat Nyepi, umat Hindu melakukan "catur brata penyepian" atau empat pantangan yang tidak dilakukan saat Hari Raya Nyepi yang dilakukan selama 24 jam.

Empat pantangan itu yakni tidak melakukan kegiatan/bekerja (amati karya), tidak menyalakan lampu atau api (amati geni), tidak bepergian (amati lelungan), serta tidak mengadakan rekreasi, bersenang-senang, atau hura-hura (amati lelanguan).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement